SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – KH Abdul Chalim Leuwimunding diusulkan menjadi pahlawan nasional. KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan salah seorang pendiri Nahdatul Ulama (NU).
Pengasuh PP Amanatul Ummah sekaligus putra dari KH Abdul Chalim Leuwimunding, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim menceritakan asal mula sang ayah diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Bermula pada tanggal 15 Maret lalu setelah memberikan pengajian di Cirebon, Kiai Asep didatangi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka. Beliau meminta izin kepada Kiai Asep untuk berkenan mengizinkan sang ayah, diusulkan sebagai pahlawan nasional.
“Kita orang NU ini biasanya tidak perlu dengan gelar-gelar pahlawan nasional. Tetapi di satu sisi sosok beliau juga dibutuhkan untuk generasi berikutnya,” ujarnya.
Mendengar tawaran tersebut, Kyai Asep menegaskan bahwa usulan gelar pahlawan nasional untuk sang ayah harus di istikharah terlebih dahulu. “Saya tidak pernah memikirkan itu karena memang bagi saya tentu harus istikharah dulu. Apakah beliau mengizinkan,” ucapnya.
Akhirnya, kata Kiai Asep, doa itu terwujud setelah Kepala Dinas Sosial Majalengka, datang kembali ke Mojokerto. Meminta Kyai Asep dan anaknya menjadi pembicara dalam seminar usulan nama KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai pahlawan nasional.
“Saya berterima kasih karena ini berarti jawaban daripada istikharah sekaligus dalam rangka menjadi teladan kepada generasi berikutnya, maka kami merespon itu sebaik-baiknya. Kami mohon dukungan dan doanya agar niat baik ini diberi kelancaran,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengarah Tim Peniliti Pengkaji Gelar Daerah dr. H. Dodo Suhendar menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memiliki tim peneliti dan pengkaji gelar daerah yang bertugas untuk melakukan penelitian, pengkajian, memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Jawa Barat terhadap calon pahlawan nasional yang akan diusulkan dari Jawa Barat ke pemerintah pusat.
“Nanti Pemprov Jabar akan menyampaikan ke Kementerian Sosial untuk selanjutnya dibahas oleh tim pengkaji dan politik gelar pahlawan tingkat nasional,” ucapnya.
Tim ini, lanjut Dodo, telah menyusun agenda secara akademis melalui pengumpulan data dan informasi terkait riwayat perjuangan baik melalui pencarian dan penulisan dokumen wawancara dengan pihak keluarga para tokoh dan pihak lainnya konsultasi dan pemerintah pusat dan termasuk mengikuti penyelenggaraan seminar nasional.
“Kami berharap dengan proses seminar yang ketiga ini maka akan didapatkan informasi atau bukti yang lebih lengkap tentang kiprah KH Abdul Chalim Leuwimunding yang sangat-sangat berjasa dan banyak aktivitasnya baik segi keagamaan, sosial, politik dan tentu juga ekonomi,” ungkapnya.
Sebagai informasi KH Abdul Chalim lahir tanggal 2 Juni 1898 kemudian tanggal 11 April 1972, KH. Abdul Chalim menghadap sang ilahi. Beliau dimakamkan di kompleks pesantren Sabilul Chalim Leuwimunding, Majalengka Provinsi Jawa Barat. (ST02)





