SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menandatangani kesepakatan bersama dengan 32 pengelola pusat belanja di Hotel Sheraton, Senin (10/4). Dalam penandatanganan tersebut, disaksikan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi.
Eri Cahyadi mengatakan, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bersama 32 pengelola pusat belanja di Surabaya untuk mendorong pengelola pusat belanja menggunakan produk dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan bersama Pemerintah Kota (Pemkot). Menurutnya, tiga poin yang tertuang di dalam MoU tersebut, perlu adanya peran pengelola pusat belanja.
“Inilah sejatinya, Surabaya mulai bergerak, melakukan pembangunan, baik itu sumber daya manusianya maupun infrastrukturnya,” kata Eri.
Penerapan MoU yang telah ditandatangani bersama yakni ada penempatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di mal, selain itu ada juga yang menjadi orang tua asuh, dan penggunaan produk dalam negeri yang kita paparkan di mal serta lainnya.
“Juga ada pembinaan-pembinaan terhadap UMKM, sehingga dapat berkembang,” terangnya.
Eri juga menyampaikan, para pelaku UMKM dinilai sudah siap bergabung di 32 pusat belanja yang tergabung di APPBI Jatim. “Contoh seperti di Pasar Turi Baru, yang standnya diberikan satu tahun gratis itu isinya hampir 1000 yang diisikan UMKM Surabaya. Salah satunya itu, untuk yang lainnya sedang dilakukan pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh Ketua APPBI dan pengelola mal di Surabaya,” tambah dia.
Namun, tak semudah itu UMKM masuk ke dalam pusat belanja. Setiap UMKM harus mengikuti tahap kurasi terlebih dahulu.
Lantas bagaimana yang tidak lulus kurasi? Pemkot Surabaya tak diam. UMKM yang tidak lulus kurasi akan diikutkan pelatihan agar bisa masuk ke pusat-pusat belanja yang bekerjasama dengan Pemkot Surabaya. “Maka akan kita latih kembali untuk bisa masuk di mal-mal ini,” lanjutnya. (ST01)





