SURABAYATODAY.ID, PONOROGO -Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melaksanakan jamaah salat tarawih di Masjid Jami’ Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Senin (3/4) malam. Masjid ini didatangi karena merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.
Masjid didirikan sekitar abad ke-18 oleh Kiai Ageng Muhammad Besari. Ia adalah seorang ulama kondang yang menyebarkan agama Islam di Ponorogo dan sekitarnya.
Berdasarkan referensi yang tertulis di website Disbudparpora Ponorogo, sosok Kiai Ageng juga berperan dalam babat Desa Tegalsari dan mendirikan pesantren Gebang Tinatar atau Pesantren Tegalsari.
Sejumlah tokoh seperti Susuhunan Pakubuwono II (Raja Surakarta), Ronggowarsito (pujangga/sastrawan Jawa), Kyai Abdul Manan Dipomenggolo (pendiri Pesantren Tremas Pacitan) pernah menuntut ilmu sebagai santri maupun mendapatkan pengaruh dari Tegalsari. Bahkan H.O.S Tjokroaminoto, serta Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor merupakan keturunan dari silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari.
Kiai Ageng Muhammad Besari memiliki silsilah keturunan dari Majapahit dan dari Nabi Muhammad SAW. Di mana keturunan Majapahit berasal dari ayahnya yakni Ki Ageng Anom Besari atau Ki Ageng Grabahan dari Dusun Kuncen, Caruban, Madiun. Sedangkan keturunan Nabi Muhammad SAW didapat dari ibunya yakni Nyai Anom Besari atau Nyai Ruqiyah yang nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahra.
Usai Tarawih, Gubernur Khofifah bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan beberapa Kepala OPD Pemprov Jatim melakukan ziarah ke nakam Kiai Ageng Muhammad Besari ini. Makamnya berlokasi di lingkungan Masjid Jami’ Tegalsari.
Sebagai informasi, Kiai Ageng Muhammad Besari berasal dari Caruban, Madiun, Jawa Timur. Beliau wafat pada tahun 1773. Haulnya, diperingati tiap tahun pada bulan Dzulkaidah tahun Hijriah di Masjid Jami’ Tegalsari, Jetis, Ponorogo.
Makam Kiai Ageng Muhammad Besari ini menjadi salah satu wisata religi yang banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Ponorogo saja, tapi juga banyak peziarah yang datang dari luar kota.
“Sebelum ke sini saya telah ke berbagai masjid legendaris mulai Masjid Jami’ Gresik, Masjid Agung Tuban, dan kemarin ke Masjid Jami’ Panembahan Somala Sumenep juga masjid Sewulan Madiun. Masjid-masjid yang saya datangi sangat indah dan penuh dengan sejarah keislaman dan budayan yang kuat,” katanya.
“Safari Ramadhan ini juga menjadi bagian mantasharrufkan zakat dari para muzakky yang diamanahkan melalui Baznas Jatim. Maturnuwun para muzakky dan terimakasih para mustahiq. Semoga semua sehat, amal ibadah kita diterima Allah SWT dan semoga Allah pertemukan kita semua dengan Lailatul Qadar, Amin, ” tutupnya. (ST02)