SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar diskusi dengan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan pendamping Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Surabaya di gedung Bappedalitbang Surabaya, Sabtu (25/3). Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa mereka akan terus bersinergi dan bergerak bersama dalam mengentas kemiskinan di Kota Pahlawan.
Wali Kota Eri mengatakan pertemuan ini untuk menyamakan kinerja dan cara kerja, sekaligus memahamkan kembali bahwa data kemiskinan di Surabaya ini ada yang mendapatkan bantuan atau intervensi dari pemerintah pusat sesuai dengan kuotanya. Adapun kuota Surabaya sebanyak 58 ribu, sedangkan keluarga miskin di Surabaya sebanyak 75 ribu KK.
“Jadi, pasti ada yang tidak mendapatkan kuota PKH dan BPNT. Nah, ini yang kita carikan solusi bersama,” katanya.
Karena itu, Eri mengaku akan menyempurnakan aplikasi yang ada di Pemkot Surabaya dengan cara mengurutkan sesuai umur data kemiskinan di Surabaya. Makanya, nanti dari usia tua sampai yang paling muda akan diketahui.
“Mungkin yang nomor 74 ribu – 75 ribu yang muda-muda umurnya. Nah, harapan saya nanti yang tidak mendapatkan intervensi dari Kemensos, maka kita berikan bantuan dalam bentuk pekerjaan, sehingga dia juga bisa terlepas dari garis kemiskinan,” ujarnya.
Di samping itu, dalam aplikasi itu nanti akan lebih detail data warga miskin itu, terutama nanti akan disesuaikan dengan klasifikasi dari PKH dan BPNT, mulai dari pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Nanti pihak RT dan RW bisa melihat dan bisa mengusulkan lebih tepat sasaran.
“Saya juga meminta kepada RT, RW, LPMK, lurah dan camat kalau sudah mengusulkan bulan ini, jangan sampai mengusulkan lagi bulan depan. Datanya bisa kacau nanti kalau begitu,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator PKH Wilayah Jawa Timur 3 Agus Sudrajat mengakui bahwa sinergi dan kolaborasi antara pendamping PKH Surabaya dengan Pemkot Surabaya sudah sangat bagus. Apalagi, di masanya Wali Kota Eri ini, sudah mengajak pendamping PKH untuk berdiskusi dan mengajak bergerak bersama demi mengetas kemiskinan.
“Kita juga sudah menggunakan aplikasi, sehingga ada transparansi dan akuntabilitasnya jelas dan bisa diakses semua pihak. Jadi, kami akan terus bersinergi dan bergerak bersama demi menuntaskan kemiskinan di Surabaya,” pungkasnya. (ST01)





