SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga agama yang menaungi pendidikan turut menjaga kebhinnekaan di Provinsi Jatim. Sebab, lembaga agama dan pendidikan tidak dapat dipisahkan.
Begitupun peran mereka dalam memperjuangkan kebangsaan dan kebhinnekaan. Apalagi, lembaga agama seringkali juga menaungi beberapa yayasan pendidikan di Jawa Timur.
“Bagaimana ada keterkaitan antara lembaga agama dengan pendidikan di berbagai jenjang. Kami siap untuk berkoordinasi secara khusus apalagi dengan jenjang SMA dan SMK yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi,” ungkapnya.
Hal itu disampaikan Emil dalam Musyawarah Wilayah Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injil Indonesia (PGLII) Provinsi Jawa Timur di Gereja Bethany Indonesia Manyar Rejo Surabaya, Senin (20/3).
Ia memberikan sorotan terutama pada SMA dan SMK yang kewenangannya berada di bawah naungan Pemprov Jatim. Perhatian khusus dari Pemprov Jatim ini diberikan kepada SMA dan SMK negeri serta swasta.
Di antaranya dalam bentuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) gratis dan bantuan dana pendidikan. Salah satunya untuk sekolah-sekolah swasta yang dinaungi oleh lembaga agama seperti PGLII.
Mantan bupati Trenggalek itu menambahkan, sinergi yang baik antara pemerintah dan lembaga keagamaan serta lembaga pendidikan akan memperkuat semangat kebhinnekaan dan persatuan. Terutama di tengah masyarakat Jatim yang beragam.
“Kita mengenalkan adanya program SPP gratis. Nah ini tidak hanya disalurkan ke sekolah negeri tapi juga sekolah swasta untuk memberikan bantuan kesejahteraan. Salah satunya untuk pembangunan indeks manusia dan kesejahteraan tenaga pengajar. Di antaranya ada sekolah-sekolah swasta yang berada di bawah naungan lembaga gereja nasrani,” ujarnya.
Wagub Jatim ini menyebutkan bahwa dukungan terhadap pendidikan yang dinaungi oleh lembaga agama adalah bukti nyata antara sinergi Pemerintah dan kedua sektor tersebut dalam menjaga rumah besar NKRI. Serta wujud dedikasi hidup terhadap Tuhan dan bangsa oleh gereja-gereja Nasrani.
“Dari PGLII Jatim ini kita bisa melihat bagaimana gereja dan umat nasrani mendedikasikan hidup untuk Tuhan dan bangsa. PGLII Jatim adalah mitra strategis bagi kita untuk membangun Jatim sesuai dengan cita-cita founding fathers kita. Di Jatim inilah nilai-nilai keberagaman dan kebangsaan ini dijalankan,” katanya.
Emil pun menekankan, jika sinergi dan nilai-nilai ini bisa terjaga maka Jatim akan menjadi oase kebhinnekaan yang damai dengan segala keberagamannya. “Nilai-nilai inilah yang membuat jatim menjadi oase kebhinnekaan. Keberagaman adalah anugerah, keindahan yang harus kita syukuri,” pungkasnya. (ST02)





