SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, Rabu (22/2). Di Sekolah Kebangsaan kali ini, terdapat 57 peserta anak-anak hebat Surabaya, mulai dari jenjang SMP-SMA.
Apa saja kegiatan di sekolah ini? Komandan Lanudal Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo menyampaikan, para remaja yang ikut dalam Sekolah Kebangsaan akan dilatih dan dibina selama 8 hari ke depan. Dalam kurun waktu tersebut, para remaja akan diajarkan kedisiplinan dan diberi pendidikan dasar-dasar bagaimana memahami diri sendiri.
Di Sekolah Kebangsaan, mereka juga harus bisa memahami tentang hidup berkelompok dan teratur sesuai dengan porsi para peserta Sekolah Kebangsaan. “Seperti inilah yang harus kita diberikan ke mereka. Intinya adalah dasar-dasar disiplin,” kata Kolonel Laut (P) Heru.
Heru melanjutkan, mereka akan diminta bangun setiap pukul 04.30 WIB. Setelah bangun, akan diajak berolahraga bersama dengan siswa Akademi Angkatan Laut yang juga sedang melaksanakan pendidikan di Lanudal Juanda. “Nanti mereka akan ketemu kalau olahraga pagi. Dia biar tahu militer itu bagaimana, maka adik-adik ini harus mengenal apa itu disiplin,” sambungnya.
Tak hanya itu, para remaja itu juga akan dibimbing untuk membersihkan diri, dan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, setelah itu melaksanakan apel pagi pada pukul 07.00 WIB. “Pendidikan selalu kita kumpulkan setiap pagi itu ada namanya apel pagi. Habis gitu baru nanti kegiatannya nanti pelatih yang akan ngatur,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Surabaya, Eddy Christijanto menambahkan, di dalam Sekolah Kebangsaan, para remaja akan diajarkan dasar-dasar kepemimpinan, utamanya cinta tanah air, kedisiplinan, dan mempelajari ideologi Pancasila.
“Seperti kata Pak Wali dan Komandan Lanudal tadi, kalau seorang pemimpin tidak tahu dasar-dasar kehidupan itu, maka dia tidak akan bisa menjadi pemimpin. Orang yang tidak disiplin itu adalah cenderungnya korupsi,” tambah Eddy.
Remaja yang ikut di gelombang pertama Sekolah Kebangsaan, Eddy melanjutkan, total ada 57 remaja. Diantaranya 50 siswa laki-laki dan 7 perempuan, yang terdiri dari sekolah SMP-SMA di Surabaya.
“Yang awalnya total ada 77 peserta, kini menjadi 57. Ada sebagian peserta yang tidak bisa ikut, karena sedang melaksanakan ujian praktik. Seperti sekolah SMK itu kan ada ujian praktik, sehingga mereka tidak bisa ikut,” pungkasnya. (ST01)





