SURABAYATODAY.ID, TRENGGALEK – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan dua jembatan bailey yang dibangun karena sebelumnya terputus. Keduanya berada di wilayah Kabupaten Trenggalek, yakni jembatan Mukus di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, dan Jembatan Bendoroto di Desa Bendoroto Bangun, Kecamatan Munjungan.
Jembatan Mukus menghubungkan Dusun Krajan dan Dusun Winong Desa Sawahan Kecamatan Watulimo, serta akses jalan alternatif Prigi – Munjungan. Jembatan ini memiliki dimensi panjang 27 meter, lebar 3,5 meter, dan kapasitas beban 10 ton.
Sedangkan Jembatan Bendoroto Bangun menghubungkan Desa Bendoroto Kecamatan Bendoroto dengan Desa Bangun Kecamatan Bendoroto. Dengan dimensi panjang 24 meter, lebar 3,5 meter, dan kapasitas beban yang sama yaitu 10 ton.
Kedua jembatan ini merupakan akses utama masyarakat baik dalam hal ekonomi, pendidikan, dan aktivitas sehari-hari. Karena itu, ambruknya jembatan Mukus dan Bendoroto akibat banjir November 2022 menyebabkan sekitar hampir 4.000 warga terisolir.
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan Desa Sawahan tempat Jembatan Mukus merupakan salah satu pusat wisata buah durian yang ada di Trenggalek. Ia mengatakan bahwa begitu jembatan diresmikan, wisatawan langsung berdatangan.
“Saya sampai dikontak langsung oleh pak lurah, bahwa begitu bulan Desember jembatan jadi, saat libur Natal dan Tahun Baru wisatawan pada berdatangan ke Sawahan untuk membeli durian,” katanya.
Ia pun mengapresiasi warga Sawahan dan Bendoroto yang sampai bergotong royong membangun jembatan darurat pasca banjir November lalu. Sebab, begitu mendengar kabar tentang warga yang bahu membahu membangun jembatan, Gubernur Jatim itu langsung memberikan penanganan kepada dua jembatan yang terputus itu.
“Warga di sini sampai menangis kerja bakti membuat jembatan dari bambu saat Jembatan Mukus terhantam banjir. Sekitar 4.000 warga khawatir terisolasi karena ini akses utama dan jalurnya cukup esktrem dan rawan longsor,” ujarnya.
“Semoga jembatan yang diresmikan hari ini bisa bermanfaat dan memajukan serta mensejahterakan desa-desa yang terhubung,” tutupnya.
Salah satu warga Desa Sawahan Kecamatan Watulimo, Sunarti (48) mengajak penulis untuk melihat lokasi sekitar tempat tinggalnya. Tampak sepetak kebun dibantaran sungai nyaris tak bersisa dan kini dibenahi menjadi plengsengan sungai.
Saat jembatan mukus terputus, dirinya mengaku kesulitan mendapatkan akses ke seberang. “Fengan adanya jembatan yang baru ini sudah mengembalikan aktivitas masyarakat seperti semula,” katanya.
Sementara itu, warga Dusun Podang Desa Bendoroto Kecamatan Munjungan, Ardi Sulyono (34) mengatakan bahwa telah dibangun kembali Jembatan Bendoroto Bangun sangat mengembalikan aktivitas masyarakat seperti semula.
“Kami seperti terisolir. Karena memang untuk dapat akses sembako kami harus ke Kecamatan Munjungan. Alhamdulillah karena jembatan ini dibangun kembali,” katanya.
Tidak hanya akses kebutuhan dasar, namun akses pendidikan masyarakat sekitar pun terhambat. “Kami masyarakat Dusun Podang juga telah membuat jembatan darurat sebelumnya. Namun karena memang seadanya jadi kalau anak-anak mau berangkat sekolah tetap harus didampingi orang tuanya,” ucapnya. (ST02)