SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebab, potensi meningkatnya kasus DBD biasanya terjadi di saat musim hujan.
Imbauan kewaspadaan terhadap penyakit DBD telah disampaikan melalui Surat Edaran (SE)tertanggal 13 Januari 2023. SE ditandatangani Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina.
“Dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2P-DBD) di Kota Surabaya, maka kami sampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi peningkatan kasus DBD yang biasanya terjadi di musim hujan,” kata Nanik Sukristina dalam surat edaran tersebut.
Nanik juga membeberkan sejumlah gejala kasus penyakit DBD. Antara lain, demam tinggi tanpa sebab mulai dari 2 hingga 7 hari. Muncul ruam atau bintik merah pada kulit serta nyeri pada otot dan sendi. Mengalami pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun dan nyeri pada ulu hati serta mimisan atau pendarahan ringan pada gusi.
“Sedangkan untuk hasil laboratorium, Trombosit 100.000/mm3, Hematokrit meningkat 20 persen, pemeriksaan serologis positif (IgG, IgM, NS1),” terangnya.
Mengingat adanya kenaikan kasus pada tahun 2022 dibanding 2021, serta masih adanya wilayah dengan capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) riil <95 persen, maka Dinkes Surabaya meminta lurah dan camat menggerakkan masyarakat/ anggota di masing-masing wilayah kerja agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD dengan melakukan beberapa hal.
Pertama, melakukan optimalisasi peran Kader Surabaya Hebat (KSH) sebagai Koordinator Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Yakni, dengan memastikan tidak ada jentik pada tempat-tempat perkambangbiakan nyamuk Aedes Sp di masing-masing wilayah kerja.
“Kedua, memastikan peran serta masyarakat pada pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (61R1J) dan memastikan rumah tinggalnya tidak ditemukan jentik,” terang dia.
Ketiga, Nanik mengimbau kepada masyarakat untuk memberantas vektor penular penyakit DBD dengan melaksanakan gerakan PSN DBD secara rutin melalui kegiatan 3M PLUS. Yakni, menguras dan menyikat bersih bak mandi/kolam air minimal satu minggu sekali.
“Kemudian, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, drum dan lain-lain. Dan terakhir adalah memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air,” terangnya. (ST02)





