SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia, kesenian reog tidak hanya lestari dan digemari dari kota asalnya Ponorogo. Kesenian ibi juga digemari di berbagai belahan kabupaten/kota se-Tanah Air, di antaranya di Bojonegoro.
Berkaitan dengan ini, di Bojonegoro digelar parade reog dan jaranan. Acara ini diberangkatkan oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, Jumat (30/12).
Pemberangkatan dilakukan di depan Pendopo Kabupaten Jalan Mas Tumapel dan diikuti 28 Peserta. Pemberangkatan ditandai ayunan pecut khas jaranan diikuti oleh seluruh Forkopimda.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Bojonegoro Budianto mengatakan, seni reog dan jaranan terselenggara untuk melestarikan adat budaya daerah. Kegiatan ini juga memberikan motivasi kepada seniman reog dan jaranan untuk tetap berkarya dan berinovasi, menumbuhkan rasa cinta terhadap seni tradisi, serta dapat menjadikan motor penggerak ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid 19.
“Rute parade reog dan jaranan diawali start dari Jalan Mas Tumapel – Imam Bonjol – MH Thamrin – Panglima Sudirman – AKBP Soeroko, dan finish di Jalan Imam Bonjol kembali. Peserta diikuti 28 grup/paguyuban yang terdiri dari 13 grup reog dan 15 grup jaranan,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar terus menyisir dan mendata kelompok/paguyuban seni yang ada di Bojonegoro. “Ini untuk terus dapat menggerakkan sektor perkonomian, kesenian, dan budaya, termasuk kesenian lokal yang pada hari ini jaranan sudah hampir terlupakan,” katanya.
Bupati pun teringat dan melantunkan sebuah lenggam jawa bertemakan jaranan “jaranan-jaranan jarane jaran teji, sing numpak ndoro bei, sing ngiring poro menteri” begitu lirihnya.
Dengan terselenggaranya parada reog dan jaranan ini, Bupati Anna menaruh perhatian dan ucapan terima kasih atas partisipasi kepada seniman/seniwati yang ada di Bojonegoro yang senantiasa masih peduli akan seni tradisional.
“Pemkab Bojonegoro akan senantiasa terus mengembangkan dan mendorong seni budaya berbasis lokal,” tambahnya. (ST10)