SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap para pengurus DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Jawa Timur menjadi kader pemuda yang melestarikan moderasi antar ras, suku, dan umat beragama di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
“Kebersamaan aksi lintas elemen di sini bisa terjadi karena cita-cita kita semua sama. Kesamaan cita-cita dan nilai ini adalah hal yang menciptakan Indoensia,” katanya.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan DPD GAMKI Jatim di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Maranatha Surabaya, Jumat (23/12) malam. “Ini luar biasa bagaimana kemudian Indonesia ini bukan sekedar entitas geografis dari Sabang sampai Merauke tetapi merupakan ikatan trust antar masyarakatnya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan,” ungkapnya.
Apalagi, lanjut Emil, kader-kader DPD GAMKI Jatim selama ini aktif melibatkan diri dalam bermacam bidang pelayanan, seperti pendidikan, sosial, politik, kemasyarakatan dan lain sebagainya.
“Seperti yang kita ketahui Bersama, GAMKI merupakan organisasi pengkaderan yang mempersiapkan anggotanya dalam berbagai bidang pelayanan di Indonesia mulai dari pendidikan hingga kemasyarakatan. Lahirnya GAMKI ini melalui perjalanan sejarah yang amat panjang mengikuti perjalanan sejarah bangsa,” ujarnya.
Emil juga mengimbau kepada kader-kader GAMKI untuk senantiasa membuka dialog antar agama. “Moderasi yang kita inginkan itu lahir dimulai dari dialog antar agama, menyatukan pandangan dan cita-cita yang sama. Jika tidak ada dialog, maka kehidupan keagamaan akan stagnan,” jelas dia.
DPD GAMKI Provinsi Jawa Timur juga diharapkan mampu berkolaborasi bersama gerakan pemuda lainnya untuk memanfaatkan revolusi industri 4.0 dalam ruang-ruang moderasi.
Upaya ini, sebut Emil, tentunya harus didampingi oleh wawasan kebhinekaan dan keindonesiaan untuk memperkuat semangat persatuan. “Selain itu, GAMKI juga memiliki tanggungjawab besar bersama Gerakan pemuda lainnya dalam merespon revolusi industri 4.0. Termasuk di dalamnya, memahami literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia,” katanya.
“Di samping memahami data dan menguasai teknologi, kita juga harus bisa memahami keindonesiaan kita dan harus tetap kuat,” imbuhnya.
Orang nomor dua di pemerintahan Jatim ini optimis bahwa kepengurusan GAMKI dapat menjadi perekat kemajemukan di antara masyarakat Indonesia. “Ini memberikan optimisme bahwa Jatim bisa menjadi provinsi yang mempersatukan semangat kebangsaan, dengan GAMKI Jatim memainkan peran strategis di dalamnya. Saya harap dengan kepengurusan yang baru GAMKI bisa membawa kedamaian di tengah kemajemukan bangsa Indonesia,” harapnya. (ST02)





