SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melaunching Bus Listrik Trans Semanggi Suroboyo untuk mendukung angkutan Buy The Service (BTS) di Kota Surabaya, Selasa (20/12). Peluncuran bus listrik BTS yang digelar di Alun-alun Surabaya itu merupakan yang pertama di Indonesia.
Peresmian bus listrik itu ditandai dengan pemotongan pita yang dilanjutkan dengan pemecahan kendi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto dan jajaran Kemenhub lainnya. Setelah dilaunching, mereka juga mencoba bus listrik itu dari Alun-Alun Surabaya dan kembali lagi ke tempat tersebut.
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto mengatakan dari sisi suara, bus listrik itu tidak memunculkan kebisingan. Kemudian, bus listrik itu juga tidak ada knalpotnya, sehingga secara otomatis emisi gas buangnya tidak ada atau nol.
Ke depan, beberapa angkutan umum di Trans Semanggi secara bertahap akan diganti dengan menggunakan bus listrik. “Tujuannya supaya target emisi di Surabaya Raya ini semakin lama semakin menurun,” katanya.
“Pada intinya bagaimana kita punya kontribusi yang positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” tambah Suharto.
Ia menegaskan bahwa peresmian bus listrik program BTS ini pertama kali dilakukan di Kota Surabaya. Dari 10 kota BTS di Indonesia, pertama dilakukan di Surabaya dan secara bertahap akan dilakukan penambahan sejalan dengan peningkatan selesainya produksi dari karoseri.


Ia juga menjelaskan alasannya mengapa memilih Surabaya sebagai yang pertama di Indonesia. “Karena memang Surabaya memiliki komitmen yang kuat, Surabaya sangat didukung oleh Pak Wali Kota dan juga DPRD-nya. Bahkan, masyarakatnya juga aware. Kalau Surabaya tidak berperan dalam mengurangi kendaraan pribadi, maka lama-lama Surabaya akan seperti Jakarta tahun lalu,” tegasnya.
Menurut Suharto, total yang dioperasikan saat ini di Surabaya sebanyak 17 bus listrik, dan secara bertahap akan ditambah. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini produksi dari karoseri memang terbatas karena permintaannya cukup besar.
“Tapi kami berkomitmen bahwa Surabaya yang pertama. Kita akan evaluasi secara terus menerus dan saat ini kami memproduksi 53 bus listrik, dan itu akan dioperasikan di dua kota, yaitu Surabaya dan Bandung, tapi yang paling besar dan prioritas di Surabaya,” ujarnya. (ST01)





