SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Rabu (14/12). Dalam sambutannya, Wagub yang akrab disapa Emil itu menekankan pentingnya semangat gotong royong bagi masyarakat. Mengingat, gotongroyong merupakan budaya yang sudah sejak dulu menjadi salah satu pedoman bangsa.
“Jadi dulu setelah meraih kemerdekaan, di Indonesia terjadi konflik-konflik sosial. Saat itu sudah ada Kementerian Sosial, tapi harapannya pemerintah punya partner karena tentunya pemerintah punya banyak sekali keterbatasan untuk bisa memenuhi seluruh kebutuhan dan tuntutan,” ujarnya.
“Tapi alhamdulillah, di tengah masyarakat dengan semangat kebersamaan dan gotong royong yang luar biasa, para pekerja sosial ini muncul untuk meneruskan estafet perjuangan para pahlawan. Di sinilah pentingnya, karena gotong royong membantu menjaga kemerdekaan,” imbuh Emil.
Ia menyebut, presiden RI pertama Soekarno telah memperingatkan bahwa tantangan pasca kemerdekaan akan lebih berat. Pasalnya, mereka yang harus dilawan bukanlah lagi dari penjajah, melainkan diri sendiri.
“Maksudnya di sini, bagaimana kita biaa menghilangkan segala egoisme. Untuk menjadi individu yang berkorban demi masyarakat bangsa dan negara ini. Hari ini, panjenengan semua berkumpul di sini menjadi teladan bagi kami,” tuturnya.
Kesejahteraan sosial, sebut Emil lebih jauh, merupakan tujuan yang ingin dicapai Indonesia sebagai suatu bangsa. Oleh karenanya, gotong royong menjadi suatu hal yang vital guna mewujudkan masyarakat yang Pancasilais.
“Mudah-mudahan, dengan ini kita bisa mencapai masyarakat yang teguh dan setia kepada cita-cita kemerdekaan. Ini tentunya untuk mewujudkan tatanan bangsa masyarakat yang mengamalkan semangat Pancasila,” terang Emil.
Mantan bupati Trenggalek itu kemudian menjelaskan, saat ini Indonesia mungkin saja masih menjadi negara berkembang. Hanya saja, semangat gotong royong antar warganya menjadi sesuatu yang patut dibanggakan.
“Saat ini mungkin kita belum menguasai beberapa teknologi, kita belum menguasai harta, ataupun bersaing dengan negara-negara yang sudah lebih dulu mengakumulasi itu. Tapi kita bisa bersaing dalam hal gotong royong dan sinergi. Sehingga 1 ditambah 1 bukan lagi 2, tapi bisa jadi 4, 8, atau lebih dari itu,” jelasnya.
Tak lupa, Emil menyebut bahwa masyarakat dan para pemeran di lingkungan sosial membutuhkan inisiatif, kolaborasi, inovasi (IKI).
“Jadi jangan sampai jadi NATO, No Action Talk Only. Ini akan sulit, tapi insya Allah dnegan semangat HKSN, kita akan maju bersama, sejahtera bersama, dan tentunya mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa,” tutupnya. (ST02)