SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Upacara Hari Sumpah Pemuda digelar dengan penuh khidmat di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10). Suasana kebhinnekaan benar-benar terasa. Sebab, sejak pagi jajaran Pemkot Surabaya dan warga Kota Surabaya yang sudah mendapatkan undangan terus berdatangan dengan memakai baju adat dari berbagai daerah di nusantara.
Wali Kota Eri juga tampil gagah dengan menggunakan pakaian adat Palembang warna merah. Upacara Hari Sumpah Pemuda kian terasa ketika para petugas upacaranya berasal dari para pemuda Surabaya. Bahkan, saat itu juga dibacakan teks keputusan kongres pemuda Indonesia tahun 1928 yang dilakukan oleh anak muda Surabaya.
Suasana semakin menggambarkan kebhinnekaan ketika para komunitas pencak silat dan bela diri mendeklarasikan Surabaya Damai, yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan seni kolosal bertajuk “Surabaya Bhinneka Tunggal Ika.”
Penampilan tari dari berbagai daerah di Indonesia diiringi dengan lagu-lagu daerah menjadi satu perpaduan dan kolaborasi yang memukau. Ditambah lagi penampilan atraktif dari komunitas Wushu dan pencak silat yang menggunakan alat tajam, menambah penampilan itu menjadi luar biasa. Wali Kota Eri juga membacakan sebuah puasi berjudul “Surabaya Bhinneka Tunggal Ika”.
Seusai upacara, Eri menjelaskan bahwa di momen Hari Sumpah Pemuda ini dia berharap di Kota Surabaya ini tidak ada lagi perbedaan suku, agama, dan ras. Menurutnya, semuanya harus mengingat perjuangan para pahlawan dulu pada 10 November yang dengan gigih mempertahankan Indonesia, terutama Surabaya hingga akhirnya Kota Surabaya mendapatkan gelar Kota Pahlawan.
“Semua suku, ras, dan agama berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan di Kota Surabaya kala itu. Makanya, dengan hari Sumpah Pemuda ini, di hari kebangkitan pemuda ini, maka pemuda Surabaya harus menjadi garda terdepan dalam perubahan dan pembangunan Surabaya,” katanya.
Ia berharap semangatnya pemuda Surabaya harus bisa memperbaiki Kota Surabaya menjadi lebih hebat lagi ke depannya dan menjadi lebih baik lagi ke depannya. “Saya yakin pemuda Surabaya bisa dan mampu untuk mewujudkan itu,” katanya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa dirinya sempat membacakan puisi di tengah-tengah penampilan seni kolosal. Menurutnya, puisi itu terkait dengan semangat kebersamaan yang berjudul “Surabaya Bhinneka Tunggal Ika.”
“Jadi, kita sebagai para pemuda harus ingat pada sejarah, karena sejarah itu adalah ilmu yang harus kita pegang teguh. Kita tidak boleh melupakan sejarah bagaimana dulu para pahlawan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Semua pemuda, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan Jong Ambon serta pemuda di nusantara ini bersatu padu untuk mempertahankan dan merebut kemerdekaan. Itulah makna dan hakekat Sumpah Pemuda,” pungkasnya. (ST01)