SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya kembali menegaskan masih nihil kasus penyakit gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di Kota Pahlawan. Meski demikian, pemkot terus bekerja maksimal untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut.
Hal itu sebagaimana disampaikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya saat menanggapi soal kasus penyakit gagal ginjal akut misterius yang menyerang pada anak, Rabu (19/10).
“Kita belum mendapatkan laporan. Dan itu memang declare-nya dari pusat. Jadi nanti mohon ditunggu dari pemerintah pusat hasilnya seperti apa,” katanya.
Walaupun demikian, ia menegaskan telah menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat.
“Dinkes sudah saya minta turun untuk menyampaikan di sekolah, di titik-titik tertentu bagaimana menjaga kesehatan, pola hidup sehat. Karena penyakit apapun itu baliknya ke pola hidup sehat, terutama makanan. Di sekolah-sekolah juga telah disampaikan,” terangnya.
Di sisi lain, sekarang ini Pemkot Surabaya tengah berdiskusi dengan seluruh lembaga pendidikan terkait makanan anak-anak di sekolah. Itu diharapkan agar makanan yang dikonsumsi anak-anak ketika di berada sekolah dipastikan aman dan sehat.
“Ini yang sedang kita diskusikan dengan para kepala sekolah. Salah satunya untuk mencegah (penyakit gagal ginjal misterius) itu,” jelasnya.
Di samping itu, Eri menyebutkan seluruh puskesmas telah terjun melakukan promosi kesehatan kepada para orang tua agar mewaspadai penyakit gagal ginjal misterius. Terutama terkait pengawasan terhadap pola hidup sehat dan makanan anak-anak.
“Dari masing-masing puskesmas sudah turun menyampaikan ke orang tua supaya memantau anaknya, terutama jajannya. Saya juga minta kepada para orang tua untuk ikut menjaga kesehatan anaknya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengimbau kepada para orang tua agar tetap tenang dan waspada terhadap penyakit tersebut. Yakni, dengan menerapkan PHBS melalui konsumsi makanan bergizi tinggi kalori dan protein.
“Jika ada keluarga yang sakit, diharapkan untuk segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter,” kata Nanik. (ST01)





