SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara konsisten menggelar kegiatan “Sambat Warga kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi” atau yang biasa diketahui sebagai kegiatan “Sambat Nang Cak Eri”. Kali ini, dari 66 warga yang sambat, 61 persoalan warga telah diselesaikan oleh camat, lurah, dan kepala perangkat daerah.
Eri Cahyadi pun mengapresiasi para camat, lurah, dan kepala perangkat daerah ini yang telah berhasil menuntaskan persoalan warga. Sebab, persoalan yang disampaikan warga mulai berangsur-angsur berkurang. Nantinya, ia berharap pelayanan publik bisa terhenti dan selesai di kantor kelurahan atau kecamatan.
“Setelah saya datang tinggal 5 orang. Tapi saya juga minta tolong kepada warga Surabaya karena tidak semua bisa diselesaikan di Balai Kota, karena kegiatan ini adalah sambat dengan permasalahan yang ada hubungannya dengan Pemkot Surabaya,” katanya, Sabtu (17/9).
Menurut dia, saat kegiatan “Sambat Nang Cak Eri” ada seorang ibu yang ditipu dan meminta tolong untuk diselamatkan. Persoalan tersebut juga tetap ditampung Eri untuk diteruskan kepada Polrestabes Kota Surabaya.
“Karena ini bukan ranah pemkot, melainkan ranah penyidikan kepolisian dan warga harus memahami itu,” ujar dia.
Ia mengaku, mulai pekan depan, ia tak tak ingin ada warga yang mengadu persoalan pelayanan melalui nomor handphone pribadinya. Lantaran, ia sedang menggelar rapat bersama camat, lurah, dan kepala PD untuk menyamakan persepsi. Sehingga, pekan depan saat masyarakat memanfaatkan pelayanan publik bisa dilakukan di kelurahan.
“Warga datang tidak dilempar ke sana atau kemari. Kalau tidak mengerti bisa menghubungi camat atau kepala perangkat daerah. Warga tidak boleh bergerak ke tempat lainnya, sebelum mendapat jawaban yang pasti dari kelurahan,” ungkapnya.
Ia berharap sistem tersebut berjalan sesuai dengan slogan “Keluar Membawa Solusi” setiap kantor kelurahan, kecamatan, ataupun di OPD. “Bukan mengarahkan untuk menghubungi OPD ini atau itu. Harus sudah terkoneksi antara satu dengan lainnya, Insya Allah kalau ini berjalan maka Balai Kota (sambat warga) sudah kosong,” ujarnya.
Melalui kegiatan “Sambat Nang Cak Eri”, ia mengaku ingin memberikan edukasi. Yakni, bagaimana menjaga kepercayaan masyarakat dengan mampu memberikan solusi dan menyelesaikan persoalan warga.
“Sehingga masyarakat bisa percaya dengan pemerintah. Saat ini kita juga sedang menata Perwali terkait dengan data kemiskinan, agar camat, lurah, dan OPD yang berkaitan memiliki persepsi yang sama,” katanya. (ST01)





