SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Berpulangnya Cak Sapari, seniman ludruk legendaris Surabaya meninggalkan duka mendalam bagi Kota Surabaya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggagas bakal menggelar pentas ludruk untuk mengenang Cak Sapari.
“Insya Allah saya bersama Cak Kartolo dan teman-teman (Pemkot Surabaya) akan menggelar kegiatan seni dan budaya “Mengenang Cak Sapari”,” kata Eri.
Melalui kegiatan seni dan budaya bertajuk “Mengenang Cak Sapari”, Pemkot Surabaya berniat untuk menghidupkan kembali Balai Pemuda menjadi pusat kesenian dan budaya.
Hal ini pernah dilakukan pemkot Namun, saat itu Pemkot Surabaya tengah fokus pada penanganan dan antisipasi penyebaran virus Covid – 19.
“Maka akan dibuka kembali dan akan saya mulai dulu dengan (kegiatan) “Mengenang Cak Sapari”,” ujarnya.
Eri mengaku telah berkoordinasi dengan Cak Kartolo dan keluarga (Cak Sapari) untuk bersiap dalam gelaran seni dan budaya “Mengenang Cak Sapari”, yang akan digelar di Balai Pemuda.
“Kedua akan saya canangkan juga, tempat seni yang ada di Surabaya itu letaknya di Balai Pemuda. Monggo (silakan) bisa dimanfaatkan oleh para seniman secara bergantian. Nanti dia bisa menjual tiket pementasan dan hasilnya juga bisa dimiliki oleh para seniman,” ungkapnya.
Hanya saja, ia mengingatkan kepada para seniman untuk menjaga kebersihan melalui biaya retribusi. Sebab, ia berharap para seniman bisa menjaga ruang kesenian di Kota Surabaya. Dan ketiga, bersamaan dengan gelaran “Mengenal Cak Sapari”, maka Balai Pemuda bisa kembali digunakan sebagai pusat kesenian dan budaya.
“Kota Surabaya mampu mempertahankan budaya Arek, salah satunya adalah melalui seni dan budaya. Karena itu saya mengajarkan anak-anak enom (muda) sekarang, bahwa Kota Surabaya terkenal karena ludruk. Melihat kemajuan zaman, ludruk juga tidak akan mati, tapi ludruk ini bisa bertransformasi menjadi ludruk dengan model (konsep) kekinian, seperti Grup Ludruk The Luntas dan lainnya,” ucapnya.
Dalam gelaran bertajuk “Mengenang Cak Sapari” nantinya, Cak Kartolo akan bersinergi dengan grup ludruk The Luntas. Bahkan, Eri juga akan ikut bermain dalam pementasan ludruk untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Surabaya membangkitkan seni dan budaya di Balai Pemuda.
Sedangkan untuk mulainya gelaran tersebut, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan jadwal kegiatan Cak Kartolo. “Cak Kartolo masih ada keperluan, karena beliau akan operasi katarak. Setelah itu, 10 hari berikutnya belum diperbolehkan tampil dan kita menyesuaikan waktunya beliau. Sebab, kita juga ingin menunjukkan perjuangan Cak Sapari dan Cak Kartolo, bagaimana mengikat tali persahabatan dan persaudaraan sampai maut memisahkan, bahwa persahabatan mereka tidak dipisahkan oleh waktu dan zaman,” jelasnya. (ST01)





