SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sapari Suhendra, seniman ludruk legendaris berpulang. Seniman yang akrab disapa Cak Sapari ini meninggal dunia. Kamis (15/9).
Kartolo, sahabat serta seniman satu grup ludruk dengan Cak Sapari, mengaku sangat kehilangan. Ia pun mengenang perjalanan saat berproses bersama dalam berbagai lakon ludruk.
Menurutnya, kenangan yang paling berkesan adalah bisa berduet dengan Cak Sapari saat tampil di luar Provinsi Jawa Timur. “Seperti di Lombok, Bontang, atau Batam, itu kenangan banyak. Saya merasa kehilangan saat Cak Sapari berpulang karena dipanggung sudah cocok duet bersama-bersama,” kata Cak Kartolo.
Bagi Kartolo, Cak Sapari adalah sahabat yang cukup pendiam. Ia mengenal sahabatnya itu sejak tahun 1980, ketika bertemu di lokasi rekaman kaset Nirwana. Bahkan, menjelang tutup usia, Grup Ludruk Kartolo Cs masih berproses bersama di film layar lebar Lara Ati yang disutradarai langsung oleh Bayu Skak.
“Saya juga mengapresiasi keinginan Pak Wali Kota Eri Cahyadi yang ingin menggelar kegiatan “Mengenang Cak Sapari”. Monggo kalau Pak Wali yang ngajak (main ludruk), saya merespon baik. Iya nanti bisa menggelar ludruk gabungan dengan teman-teman yang lain,” ucapnya.
Senada dengan sang suami, Kastini, istri Cak Kartolo juga merasa kehilangan dengan kepergian Cak Sapari. Perempuan yang akrab disapa Ning Tini ini berharap para generasi muda bisa meneruskan cita-cita Cak Sapari untuk melestarikan kesenian ludruk.
“Merasa kehilangan sekali, kami sudah berkumpul sejak tahun 1980 dan sudah berproses bersama. Saya harap generasi muda bisa meneruskan cita-citanya Cak Sapari, mudah-mudahan bisa lanjut dan melestarikan seni budaya ludruk di Surabaya dan Jawa Timur,” pungkas Ning Tini. (ST01)





