SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) menargetkan 800 unit rumah dengan prioritas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang tersebar di 154 kelurahan. Melalui program tersebut, pemkot turut melibatkan warga sekitar, seperti yang dilakukan di Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes.
Camat Tandes Kota Surabaya, Ahmad Yardo Wifaqo menjelaskan bahwa program Dandan Omah di wilayahnya menyasar 10 unit rumah dengan 5 unit yang telah selesai. Ia menjelaskan para pekerja bangunan (tukang) yang dilibatkan adalah warga MBR sekitar.
“Kalau warga ekonomi tidak mampu dan harus memikirkan rumah yang tidak layak, ini menjadi beban. Maka inilah yang menjadi intervensi oleh Pemkot Surabaya. Alhamdulillah sudah sangat terbantu karena sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Yardo, Selasa (6/9).
Ia berharap, para penerima manfaat bisa mulai melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan taraf hidup. Karenanya, seluruh elemen masyarakat, mulai dari RT/RW, LPMK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH) bisa bergotong-royong saling memberikan informasi tentang keadaan masyarakat sekitarnya.
“Tidurnya enak dan keluarganya bisa tertampung. Kemudian tugas kita dan semua elemen masyarakat bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat secara ekonomi, dengan membantu orang tetangga terdekat,” ujarnya.
Sedangkan lokasi 5 unit rumah yang telah selesai tersebut berada di RW 1, ada 3 unit rumah dan di RW 2 ada 2 unit rumah. Dengan total 10 unit rumah di Kelurahan Karangpoh Kota Surabaya yang diusulkan pada program Dandan Omah.
“Targetnya tahun ini selesai semua, karena sudah antrian untuk kami usulkan di tahun depan,” tambah dia.


Sementara itu, Ketua LMPK Kelurahan Karangpoh Kota Surabaya, Dwi Siswanto membenarkan bahwa program ini telah terselesaikan 5 unit rumah dari 10 unit yang diusulkan. Penerima manfaat tersebut merupakan warga yang masuk dalam kategori MBR.
Ia pun mengakui bahwa yang dipekerjakan adalah warga MBR. Mulai tukang dan pembantu tukangnya adalah MBR. Begitu pula bahan material dibeli dari toko material setempat,” kata Dwi.
Dikatakan, untuk pengerjaan satu unit rumah dilakukan oleh 2 tukang dan 3 pembantu tukang. Sedangkan untuk maksimal waktu pengerjaan, Pemkot Surabaya menargetkan selesai dalam waktu 20 hari dengan dana yang dianggarkan sebesar Rp 35 juta untuk satu unit rumah. Sedangkan prioritas kerusakan diperbaiki adalah atap, lantai, dinding, dan jamban.
Menurutnya, program Dandan Omah tersebut telah memberikan berbagai manfaat bagi warga. Karena, rumah tersebut bisa layak huni untuk masyarakat yang membutuhkan, sekaligus bisa melibatkan masyarakat sekitar.
“Penghuni senang, kami senang, Pemkot Surabaya juga senang, karena program ini sangat bermanfaat bagi warga,” ujar dia.
Mbah Djuriah (77) salah satu penerima manfaat Dandan Omah di RW 02 Kelurahan Karangpoh tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, saat rumahnya selesai dilakukan pengerjaan. Bahkan, ia tak kuasa membendung air matanya saat menceritakan keadaan rumahnya.
“(Sekarang) sudah bagus. Sekarang sudah tidak bocor, rumah ini umurnya sudah tua, saya tinggal disini sejak tahun 1980-an. Jadi sudah waktunya diperbaiki, tapi saya tidak bisa,” ucap Mbah Djuriah.
Ia juga mengatakan dulu rumahnya banjir. “Sekarang keadaanya sudah lebih baik dan lebih nyaman, serta lebih bersih karena bisa mengurangi nyamuk. Terima kasih Pak Wali Kota Eri, terima kasih Pemkot Surabaya,” tambahnya.
Senada dengan Mbah Djuriah, Mustabiah (50) penerima manfaat program Dandan Omah di RW 02 Kelurahan Karangpoh mengaku, bahwa dulu rumahnya mengalami banyak kerusakan. Rumah yang dihuni sejak 1970 an ini, akhirnya mendapat perbaikan mulai dari atap yang akan roboh, dinding yang lapuk, hingga perbaikan jamban.
“Dulu tidak layak, sekarang sudah bagus,” katanya. (ST01)






