SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pelantikan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya masa bakti 2021-2024. Pelantikan dilaksanakan di Graha Sawunggaling, Komplek Gedung Pemkot Surabaya, Selasa (16/8).
Ketua Dekranasda Surabaya Rini Indriyani menyatakan bahwa pihaknya sudah bergerak jauh-jauh hari meskipun para pengurusnya belum resmi dilantik. Makanya, ia pun berharap hal ini tidak hanya sekadar pelantikan semata, namun harus lebih semangat untuk bergerak memajukan Surabaya.
“Mohon doanya untuk UMKM Surabaya supaya bangkit dan segera mendunia,” kata dia.
Untuk mencapai itu, Rini Indriani menjelaskan bahwa sebanyak 36 pengurus Dekranasda itu terdiri dari berbagai campuran dinas, tenaga profesional, dan terdiri dari berbagai stakeholder, termasuk dari Universitas Ciputra dan tenaga ahli lainnya.
Mereka sengaja dimasukkan ke dalam kepengurusan untuk melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM Surabaya, baik dari segi kualitas produk, manajemen, dan pemasarannya.
“Kami sengaja menggandeng tenaga ahli untuk mengembangkan UMKM Surabaya supaya naik kelas. Bahkan, kami juga memasukkan dari pihak ekspor impor ke dalam kepengurusan, sehingga kita berharap nanti UMKM Surabaya bisa ekspor ke luar negeri,” terang dia.
“Jadi, banyak yang kita gandeng karena kami sadar bahwa kami tidak bisa bergerak sendirian. Kita akan bersama-sama untuk memajukan UMKM Surabaya,” tambahnya.
Sedangkan Ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsin yang juga menghadiri pelantikan menyatakan Surabaya ini adalah salah satu wajah Jawa Timur. “Jadi harus bisa merepresentasikan dari apa yang ingin kita capai dari Jawa Timur,” katanya.
“Kesempatan yang banyak dan tantangannya juga banyak. Mudah-mudahan dengan adanya pelantikan ini bisa menjadi penyemangat, yang sudah progresif jadi tambah semangat, terutama untuk kesejahteraan para pengerajin,” lanjutnya.
Ia berpesan kepada para pengurus Dekranasda Surabaya untuk menonjolkan identitas Surabaya, menguatkan identitas Surabaya. Sebab, pendatang sangat banyak ke Surabaya, sehingga pertukaran budaya tentu lebih kencang.
“Itu sebenarnya sangat bagus untuk memperkaya warna, tapi jangan sampai hilang budaya asli Surabaya. Makanya, harus bisa membuat Kota Surabaya identik dan khas, sehingga yang berkunjung ke sini punya kenangan,” ujarnya. (ST01)





