SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Doa dan dzikir kebangsaan digelar di gedung Negara Grahadi, Minggu (14/8) malam. Majelis dzikir ini dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Dankodiklatal, Forkopimda Jatim, PWNU Jatim, PW Muhammadiyah Jatim, MUI Jatim, PW LDII Jatim, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jatim.
Kebersamaan itu diperkuat pula dengan hadirnya personel TNI dari tiga matra, yakni AD, AL dan AU serta Polri yang membacakan ayat suci Alquran dan saritilawah. Turut hadir pula KH Dr. Reza Ahmad Zahid dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri memberikan tausiyah kebangsaan, KH. D Zawawi Imron serta majelis sholawat Riyadhul Jannah.
Tidak hanya itu, keguyuban mensyukuri nikmat kemerdekaan juga disemarakkan dengan tradisi tumpengan. Bukan tumpeng biasa, ada sebanyak 77 tumpeng disiapkan dengan bendera merah-putih di atasnya.
Secara khusus Gubernur Khofifah melakukan pemotongan tumpeng merah putih tersebut bersama Dankodiklatal serta Forkopimda Jatim. Kegiatan dilanjutkan dengan ‘muluk’ bersama alias makan tanpa sendok.
Hal tersebut juga diikuti oleh para tamu undangan yang hadir. Semua tamu duduk melingkar. Setiap sepuluh orang mengelilingi satu tumpeng untuk disantap bersama.
“Ini tradisi kita setiap tasyakuran. Semoga dengan bersyukur seperti ini, Allah akan melipatgandakan nikmat kepada kita semua,” tutur Gubernur Khofifah.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan selain menjadi rangkaian HUT kemerdekaan juga merupakan sarana untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan. Harapannya, doa dan dzikir ini akan menjadi spirit Jatim untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dari pandemi Covid-19.
“Srilanka yang sedang punya konflik internal hanya punya 2 suku. Afganistan hanya punya 7 suku. Indonesia punya 714 suku. Berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa serta ihtiar dan doa kita semua bangsa Indonesia bisa bersatu. Karena untuk mengelola besarnya jumlah suku bangsa dengan beragam bahasa dan adat istiadat itu butuh elemen strategis yang saling menguatkan saling menghormati dan saling menghargai,” ujarnya.
“Untuk saling menguatkan satu sama lain, ada doa yang dimunajatkan dan ikhtiar maksimal oleh semua elemen strategis di semua lini . Maka dengan dzikir ini, kita berharap pulih ekonomi lebih cepat , sosial, budaya, dan ketahanan setelah menghadapi Covid. Jadi pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” lanjut Khofifah. (ST02)





