SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Beasiswa pendidikan yang menjadi program Pemkab Bojonegoro bagi warganya bakal mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada 2024 mendatang, IPM Bojonegoro diprediksi mencapai angka tertinggi, yakni 72,08, bahkan lebih.
Peningkatan IPM Bojonegoro dari tahun ke tahun ini buah dari gebrakan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yang merealisasikan beberapa program beasiswa. Mulai beasiswa 1 desa 2 sarjana, beasiswa scientist, beasiswa RPL desa dan beasiswa tingkat akhir.
Tema beasiswa pendidikan di Kabupaten Bojonegoro ini telah diteliti oleh akademisi dari Universitas Bojonegoro (Unigoro). Tiga peneliti tersebut adalah Handoko Wijoyo, Faridatul Istighfaroh, dan Saiful Anam.
Hasil penelitian telah dipublikasikan di Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 20 (1), Juni 2022 dengan judul ‘Human Resources Investment through the Scholarship Program Implementation for Sustainable Development in the Local Region’.
Handoko Wijoyo, sebagai peneliti utama menjelaskan, Kabupaten Bojonegoro kini menyumbang 30 persen kebutuhan minyak nasional. Namun, Bojonegoro tak bisa hanya bergantung pada sumber daya alam (SDA) tersebut, dan harus mulai di konversi menjadi sumber daya manusia (SDM), Sehingga program beasiswa pendidikan merupakan langkah tepat.
“Desainnya adalah memberi hak yang sama pada generasi mendatang menempuh pendidikan tinggi secara gratis. Melihat Instrumen peningkatan SDM yg dilakukan Bupati saat ini melalui berbagai program khusunya beasiswa, menarik untuk diamati. Bersama tim, kita mencoba memprediksi angka IPM Bojonegoro pada 2024 mendatang,” tuturnya, Sabtu (6/8).
Forecasting atau peramalan dalam penelitian ini, lanjut Handoko, mengunakan penerapan metode double exponental smooting. Hasilnya ditemukan angka IPM 72,08 pada 2024 mendatang dengan mengambil angka statistik 12 tahun ke belakang. Lonjakan IPM cukup besar dapat meningkat lagi jika penetrasi kebijakan pendidikan digenjot lagi.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), angka IPM Bojonegoro dari tahun ke tahun terus naik. Pada 2019 mencapai 68,75, lalu naik tahun 2020 menjadi 69,04, dan tahun 2021 menjadi 69,59. Dan diprediksi akan terjadi lompatan tinggi nilai IPM pada tahun 2024.
“Dilihat tiga tahun ini, kebijakan terkait beasiswa sangat gencar. Ribuan masyarakat Bojonegoro mendapat akses pendidikan tinggi secara gratis. Mulai beasiswa 2 sarjana per desa, beasiswa scientist, beasiswa RPL Desa, beasiswa tugas akhir dan lainnya,” terangnya.
Peramalan IPM Bojonegoro ke depan ini didasarkan pada analisa bahwa para penerima beasiswa tersebut kebanyakan lulus kisaran 2024 hingga 2026. “Pendekatan secara kuantitatif ini kita bisa dapatkan peramalan nilai IPM,” tutur Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan Unigoro ini.
Dari data kuantitatif tersebut, penelitian kemudian dikembangkan lagi dengan pendekatan secara kualitatif dengan metode triangulasi. Produk kebijakan kurun waktu tahun 2019 hingga 2022 mengenai beasiswa cukup banyak. Sejumlah MoU antara Pemkab Bojonegoro dengan pihak ketiga pada bidang pendidikan juga menjadi bagian penting penelitian ini.
“Kita dapatkan kesimpulan bahwa SDM Bojonegoro akan setara nasional jika dilihat nilai IPM secara nasional saat ini berada angka 72,29. Sedangkan nilai IPM Bojonegoro dapat melompat lebih tinggi lagi,” terangnya.(ST10)