SURABAYATODAY.ID, MALANG – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin mengajak para anggota TP PKK di Kabupaten Malang untuk melek Demam Berdarah Dengue (DBD). Ia juga meminta kader PKK menjadi agen yang memberantas serta menghambat penyebarannya.
Ia menyebutkan, musuh di masa kini bukan cuma Covid-19, tetapi juga kasus demam berdarah atau dengue. “Meski kita bergelut dengan Covid, saatnya kita kembali pada sesuatu yang sudah ada lama dengan kita yang harus kita basmi, yaitu demam berdarah,” ungkapnya.
Arumi menegaskan bahwa ibu adalah sosok agen pembangunan kesejahteraan Indonesia di lingkungan keluarga. Mereka yang akan membawakan edukasi mengenai pencegahan dengue kepada orang-orang tercintanya.
Istri Wagub Jatim ini berharap agar para TP PKK menerapkan pencegahan DBD di rumah masing-masing. Sebab dengan itu, mereka dapat berkontribusi dalam penurunan kasus dengue di Indonesia, terutama melalui ajakan untuk Gerakan Menguras, Menutup, Menginur (3M) dan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
“Tugas kita ini adalah untuk sosialisasi. Covid-19 mulai melandai dan tugas kita sudah bisa dibagi. Tugas ibu-ibu di TP PKK ini adalah untuk memberikan edukasi dan menghindarkan masyarakat dari DBD karena masih memakan korban jiwa,” katanya.
“Kita harus terus mengajak untuk menerapkan Gerakan 3M dan Program G1R1J,” lanjutnya.
Arumi memberi semangat dan dukungan pada semua kader TP PKK yang hadir hari itu. Terutama mengingat bahwa Kabupaten Malang memiliki jumlah kecamatan terbanyak, yaitu 33 kecamatan.
“PR kita di sini lumayan berat, karena di Kabupaten Malang ini banyak sekali kecamatan, jumlahnya 33. Maka kita harus memanfaatkan kader-kader yang ada,” sebutnya.
“Kita hidup berdampingan dengan nyamuk ini, kita tahu bagaimana menghadapinya, jadi kita harus melaksanakannya,” serunya.
Arumi pun berbagi pengalamannya. DBD bisa dikatakan sesuatu yang ‘spesial’ karena menurutnya, DBD bukanlah hal yang umum di semua negara. Ketika di Jepang, Wagub Jatim Emil Dardak terserang demam berdarah. Dan karena hal itu bukan penyakit umum di sana, kejadian ini menggemparkan rumah sakit di Jepang.
“Saya ingat betapa mencekamnya suasana saat itu, sampai-sampai hampir masuk ke berita soal penyakit darah baru yang ditemukan di Jepang. Ternyata setelah tes darah, itu DBD. Dari situ saya tahu kalau ini bukan penyakit yang umum di tiap negara. Dan kalau biasanya pembawa penyakit suka di tempat kotor, nyamuk Aedes Aegepti suka yang bersih-bersih,” tutur Arumi. (ST02)