SURABAYATODAY. ID, BOJONEGORO – Melalui dana Bantuan Keuangan Desa (BKD) yang bersumber dari APBD tahun 2021-2022, Pemdes Kendung, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro melakukan pengaspalan jalan poros desa tahap I dan tahap II. Kepala Desa Kendung Mulyadi mengatakan perbaikan jalan mencakup Dusun Takolan, Secang, Sekreng, Sambong, Mejerukan, Kendung dan Dusun Kelompok.
Panjang jalan adalah 3,880 meter dan lebar 3,9 meter. Ia menyatakan dengan pengasapalan ini diharapkan bisa memperlancar mobilitas warga. “Sehingga berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat,” katanya, Kamis (4/8).
Mulyadi melanjutkan, pengaspalan jalan poros Desa Kendung tersebut merupakan prioritas pembangunan Pemdes sejak lama. Sebab kondisi jalan sudah rusak, sehingga akses mobilitas masyarakat kurang lancar.
“Ini satu satunya jalan poros Desa Kendung, yang menghubungkan Desa Kesongo dan Desa Mojorejo. Ini juga jalan alternatif lintas timur ke Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan,” terang dia.
“Dengan diperbaikinya jalan ini saya berharap bisa memperlancar ekonomi masyarakat, dan saya mewakili masyarakat Desa Kendung mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro yang telah memberi desa kami BKD,” tambahnya.
Pembangunan jalan poros desa tersebut disambut gembira oleh warga. Salah satunya disampaikan Lasno (50), warga Desa Kendung. Pedagang sembako ini menuturkan berkat pengaspalan jalan yang melintasi depan rumahnya sekarang aktivitasnya lebih nyaman.
Bahkan ia menyatakan dampak perbaikan jalan bukan hanya dirasakan masyarakat Desa Kendung, tapi juga dari Kabupaten Lamongan yang desanya berbatasan dengan Kendung.
“Saya ini pedagang, setiap tiga hari sekali belanja kebutuhan toko ke pasar Kedungadem dan bahkan ke Pasar Babat. Dengan perbaikan jalan, bisa mempersingkat dan memperlancar perjalanan saya,” katanya.
“Kalau dulu mau ke pasar Kedungadem membutuhkan waktu satu jam, sekarang cuma 30 menit, lebih hemat waktu dan irit bensin. Pendapatan usaha saya juga meningkat,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Priyono (60). Ia menjelaskan dengan diperbaikinya jalan meringankan biaya angkut hasil panen sawahnya.
Ia menjelaskan dulu sebelum jalan ini dibangun, saat musim panen petani sangat susah. Karena harus keluar upah dua kali untuk bawa pulang atau jual hasil panen tersebut.
“Sekarang jalan ini sudah bagus sehingga hasil panen dari sawah langsung bisa diangkut kendaraan dan harga panenan bisa mahal,” tuturnya. (ST10)