SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri perayaan Dharma Santi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Komplek Pura Segara, Kenjeran, Minggu (3/4) malam. Dalam kesempatan Dharma Santi yang merupakan rangkaian terakhir Hari Raya Nyepi kali ini, Khofifah menyampaikan pesan agar seluruh umat manusia terus menjaga alam dan kelestariannya.
Menurutnya, perubahan iklim menjadi pekerjaan rumah bersama, bahkan di level global untuk bersama-sama diatasi. “Dalam Dharma Santi Hari Raya Nyepi ini ada proses yang patut dijadikan refleksi bersama yaitu berdialog dengan alam. Bahwa alam butuh istirahat dan alam perlu melakukan recovery untuk menjaga daya dukun alam dan lingkungan,” ujarnya.
Disampaikannya, Dharma Santi merupakan penutup rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi. Dalam rangkaian Hari Raya Nyepi ada proses menyepi yang manfaatnya sarat untuk memberikan ruang atau kesempatan dan jeda agar alam melakukan recovery.
Meski rangkaiannya sudah ditutup dengan dharma santi ini, tapi Khofifah berpesar agar proses untuk membangun dialog dengan alam harus terus dilakukan dan tidak menunggu rangkaian Hari Nyepi.
“Malam ini proses Dharma Santi sudah ditutup, tetapi pesan Hari Raya Nyepi adalah untuk memberikan ruang bagi alam untuk dijaga dan dilestarikan jangan berhenti sampai di sini,” tuturnya.
Disampaikan Khofifah, tanggal 30 Maret kemarin, diperingati hari air sedunia. Sebelumnya juga diperingati hari menanam. Menurutnya, manusia harus berpikir, bagaimana perubahan iklim ternyata menjadi pekerjaan rumah yang tidak sederhana di seluruh dunia.
Dengan demikian, kata Khofifah, nuansa yang menjadi kekuatan Hari Raya Nyepi pada tataran bagaimana alam harus dijaga, dilindungi, alam harus diberi ruang untuk bernafas dan alam diberi kesempatan untuk recovery terus dilakukan.
“Tolong ruh menjaga alam ini tetap bisa dilakukan dengan membangun sinergi bersama agar terus bergerak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Khofifah menambahkan, semangat menjalin kebersamaan dan sinergitas antara umat beragama juga turut membangun keberseiringan menjaga alam. “Membangun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam,” tandasnya. (ST02)