SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, pentingnya pencegahan stunting dari hulu dengan cara Keluarga Berencana (KB).
“Sebenarnya, KB itu kan untuk pengendalian penduduk, agar nantinya anak-anak yang terlahir itu berkualitas. Maka dari itu kita sosialisasikan terus, mulai manfaat dari alat kontrasepsi, seperti penggunaan kondom, intrauterine device (IUD), Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW),” ujarnya.
Menurutnya, karena kontrasepsi itu sebenarnya untuk mengurangi beban hidup dari pasangan suami istri (pasutri). “Salah satunya mencegah anak terlahir stunting,” kata Tomi.
Ia menambahkan, pencegahan stunting melalui program KB di Surabaya sangat masif, bukan hanya kepada pasutri, tetapi juga kepada calon pengantin (catin). “Mengapa catin dan pasutri perlu mengikuti sosialisasi soal KB? Karena, ketika anak berada di dalam kandungan hingga terlahir, orang tua harus paham terlebih dahulu tugas dan kewajibannya,” terang dia.
“Bukan hanya memahami soal tugas dan kewajiban sebagai orang tua saja, tetapi juga harus paham soal kewajiban dan hak-hak terhadap anak,” lanjut Toni.
Ia mencontohkan hak anak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Ditegaskan, orang tua harus tahu.
“Kalau catin dan pasutri paham soal itu, maka kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berkurang dan stunting juga bisa berkurang,” pungkasnya. (ST01)