SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya telah mengambil sejumlah langkah cepat untuk menyelesaikan permasalahan genangan air yang sempat terjadi di pusat kota. Ini pasca terjadinya hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Pahlawan pada Jumat (7/1) lalu.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran terkait penyebab genangan air. “Di pusat kota kami kerahkan satgas hampir berjumlah 50-60 orang di tiga sampai empat titik untuk menelusuri dari hulu ke hilirnya pusat kota,” kata Lilik, Senin (10/1).
Satgas dari DSDABM tersebut, kata Lilik, menyusuri dan membersihkan sampah pada setiap saluran yang ada di pusat kota. Tak hanya itu, pengerukan lumpur juga dilakukan mulai dari hulu ke hilir hingga menuju ke sungai.
“Memang di sana (saluran), problemnya yang kita temukan banyaknya utilitas yang ada di saluran yang menjadi kendala kita,” katanya.
Menurut dia, banyaknya utilitas yang melintang, mengurangi kapasitas saluran. Selain itu, utilitas juga berpotensi memberikan ruang gerak sampah untuk berhenti.
“Makanya kami sekarang, yang pertama membersihkan dulu saluran. Kemudian menata utilitas yang ada di saluran,” ujarnya.
Meski demikian, Lilik menyatakan, sebenarnya saluran di pedestrian pusat kota, kapasitasnya sudah cukup menampung air saat hujan turun. Namun, karena banyaknya utilitas yang melintang, hal ini menjadikan hambatan yang cukup signifikan untuk aliran air.
“Apalagi utilitas di pertemuan tiga bidang lebih, di situ akan menjadi hambatan yang cukup signifikan aliran air,” jelas dia.
Lilik menyebutkan, ada beberapa titik di pusat kota yang difokuskan untuk dilakukan pengerukan atau normalisasi saluran. Di antaranya, crossing saluran di Jalan Panglima Sudirman (Hokky Buah), Jalan Taman AIS Nasution, Jalan Embong Sawo serta brandgang di pusat kota.
“Kalau masih kurang nanti akan kita tambahi lagi untuk pengerukan di pusat kota,” terangnya.
Saat ditanya apakah ada rencana penambahan rumah pompa di pusat kota, Lilik mengaku belum memiliki rencana tersebut. Sebab, dari hasil perhitungannya, air dari pusat kota menuju ke saluran pembuangan Sungai Kalimas, seharusnya sudah mumpuni jika menggunakan gravitasi.
“Kalau belum bisa menampung, baru kita pikirkan untuk penambahan kapasitas pompa,” ungkapnya.
Upaya lain rupanya sedang disiapkan untuk mencegah terjadinya genangan air di pusat kota. Yakni, dengan melebarkan inlet di brandgang Grahadi agar kapasitas pompa dapat menerima masukan air lebih besar lagi. “Saluran inlet yang awalnya miring kita tegakkan. Ini sekarang kita kerjakan di brandgang (sebelah) Grahadi,” katanya.
Di samping itu, Lilik menyebut, upaya lain adalah dengan memecah aliran air menjadi dua sisi. Pertama aliran air di sisi timur pusat kota akan langsung dibuang ke Sungai Kalimas.
“Sedangkan yang di pusat kota sebelah barat, tetap kita lewatkan Grahadi. Tapi dengan kapasitas inlet-nya di Grahadi kita besarkan,” imbuhnya.
Di tahun 2022 ini, pihaknya juga mengaku memiliki program untuk mengkoneksikan Rumah Pompa Grahadi dengan Rumah Pompa Kenari. Bahkan rencananya, crossing saluran juga bakal dikerjakan di depan Hotel Inna Simpang. Ini dilakukan supaya saluran di pusat kota sebelah barat, dapat terkoneksi dengan Rumah Pompa Kenari.
“Sehingga kalau bebannya besar di pusat kota sebelah barat, itu bisa didistribusikan sebagian kelebihannya ke Pompa Kenari. Rencananya tahun ini (dikerjakan),” pungkasnya. (ST01)