SURABAYATODAY,ID, SURABAYA – Pasca dibuka untuk umum, antusias masyarakat untuk datang ke Alun-Alun Surabaya cukup tinggi. Ini terlihat dari banyaknya kendaraan yang datang ke ikon baru Surabaya yang berada di kawasan Balai Pemuda itu.
Untuk mengantisipasi melubernya pengunjung di Alun-Alun Surabaya, Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyiapkan beberapa titik sebagai lokasi parkir kendaraan insidentil dan parkir di tepi jalan umum (TJU). Hal itu terungkap saat rapat dengar pendapat di Komisi C DPRD Kota Surabaya.
“Tiga titik yang disiapkan oleh Dishub Kota Surabaya dan sudah disepakati bersama Komisi C sebelumnya adalah, sekitar Sentra Wisata Kuliner (SWK) Taman Prestasi, seberang Gedung Negara Grahadi (Taman Apsari), dan Jalan Sedap Malam,” ujar Wakil Komisi C DPRD Kota Surabaya, Aning Rahmawati.
Diungkapkan, antusias masyarakat ini bakal bisa menambah pendapatan bagi Dinas Perhubungan. Sebab, dinas ini mendapatkan pendapatan dari sektor parkir.
“Kami berharap pendapatan parkir insidentil dari TJU ini bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena antusias masyarakat sangat luar biasa,” ujar Aning.
Ia menyatakan banyak harapan baru dari dibukanya Alun-Alun Surabaya ini. Pihaknya, berharap ke depan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Dinas Perhubungan, dan Dinas Koperasi dapat mewujudkan wisata yang terintegrasi. Artinya, teringrasi antara tempat wisata satu dengan yang lain.
Legislator perempuan ini menegaskan jangan sampai ada kawasan wisata yang mati. Untuk itu, Komisi C menyarankan agar Pemkot Surabaya mengoptimalkan komunitas-komunitas yang ada di Kota Pahlawan ini.
“Komunitas- komunitas seni, teater dan komunitas-komunitas yang selama ini dibina dinas terkait harus dioptimalkan,” terang Aning.
Terkait PKL dadakan, Aning yang mendorong Pemkot Surabaya agar PKL ini diakomodir. Mereka bisa diberikan tempat di sekitar sungai, sebelah gedung DPRD Surabaya.
“Jangan sampai mereka (PKL) ini juga mati,” sarannya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan, Fauzie Mustaqiem Yos menuturkan, jika di alun-alun bawah tanah ada stan UMKM. Untuk PKL makanan, tidak boleh berjualan di area tersebut.
“Penjualan makanan dan minuman tak boleh jualan di sana. Yang boleh menjual hasil kerajinan atau kerajinan tangan. UMKM akan kita gilir bergantian Nanti, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Yos ini menegaskan bahwa menghadapi saat ini sedang melakukan kajian apakah tenan UMKM itu nanti digratiskan atau membayar. Kalau digratiskan, kompensasinya apa. Jangan sampai nanti jadi temuan BPK.
“Ini kita bersiap dulu dan saat ini masih dalam proses,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Pariwisata, Wiwiek Widayati mengatakan bahwa untuk Alun-Alun Surabaya konsepnya adalah untuk aktivitas seni dan budaya.
“Pertunjukan juga ada di basemen. Ini sudah kita mulai dengan pameran seni. Kami juga akan mendisplay produk-produk UMKM,” ungkapnya. (ADV-ST01)