SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Memperingati Hari Ikan Nasional (Harkanas) ke-8, Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jawa Timur Arumi Bachsin menitipkan dua pesan penting kepada seluruh Ketua Forikan dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota se Jawa Timur. Dua hal penting tersebut terkait mengkonsumsi ikan dan bagaimana upaya menjaga ekosistem dari keberlangsungan hidup ikan.
“Ini ada dua hal yang ingin saya titipkan, mengenai ikan dan juga forikan” kata Arumi Bachsin saat menjadi narasumber sarasehan peningkatan konsumsi ikan untuk menurunkan stunting di Hotel Vasa Surabaya.
Arumi menjelaskan, terkait pentingnya mengkonsumsi ikan dinilai sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak dalam kaitan pemenuhan gizi yang maksimal. Apalagi, ikan adalah salah satu hewan yang berprotein tinggi. Manfaatnya yakni untuk menurunkan angka stunting.
Arumi yang juga Ketua TP PKK Jatim itu mengatakan, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah melalui kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan). Ia pun mengajak agar kampanye gemarikan tersebut perlu lebih digalakkan kepada semua lapisan masyarakat.
“Kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan masif kepada masyarakat,” ajaknya.
Sebab, sampai sekarang persoalan stunting masih menjadi masalah nasional yang harus segera diselesaikan secara terintegrasi lintas sektoral. Karena itu, ia meminta Ketua Forikan di kabupaten/kota harus melakukan intervensi untuk menurunkan angka prevalensi stunting di wilayahnya.
“Tim forikan yang ada di kabupaten kota harus bisa intervensi melalui peningkatan konsumsi makan ikan,” tegasnya.
Arumi mengungkapkan, stunting merupakan salah satu isu strategis di Jawa Timur. Karenanya penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pada 2022 sampai dengan 2024. Adapun target pencapaian nasional, penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen di 2024.
Ia melanjutkan, pada 2019 angka prevalensi stunting di Jawa Timur sebesar 26,86 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 27,67 persen. Namun, angka prevalensi stunting Jatim sendiri masih dianggap tinggi. Karena jumlah penduduk Jawa Timur mencapai 40 juta jiwa.
Selain pentingnya meningkatkan konsumsi ikan, hal kedua yang dititipkannya adalah hal memperhatikan ekosistem hidup ikan. Menurut Arumi, ekosistem ikan tidak melulu berkaitan dengan jumlah ikan yang ada di dalam ekosistem tersebut. Tetapi juga bagaimana kebersihan ekosistem berpengaruh pada kualitas gizi ikan.
“Yang tidak boleh kita lupa bagaimana ekosistem dari ikan ini harus terus terjaga,” tuturnya.
“Kadang-kadang bukan karena banyak diambil saja, tapi tidak seimbangnya ekosistem yang baik karena sampahnya dan seterusnya,” imbuhnya. (ST02)





