SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional dan Forum Ilmiah Guru dan Tenaga Kerja Kependidikan di Graha Sawunggaling, Komplek Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Selasa (23/11). Seminar nasional yang mengangkat tema “Gelorakan Literasi Numerasi, Wujudkan Profil Pelajar Pancasila” digelar dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021.
Selain Eri, pembicara utama lainnya dalam seminar nasional itu adalah Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril, dan juga Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Asrijanty. Mereka memberikan paparannya melalui zoom.
Hadir pula melalui zoom Atase Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan, Gogot Suharwoto. Sedangkan peserta yang hadir dalam seminar itu adalah 200 guru yang hadir di Graha Sawunggaling, 1000 guru hadir melalui zoom, dan guru lainnya mengikuti melalui live streaming di Youtube Dispendik.
Eri mengatakan seharusnya para guru harus terus meningkatkan kemampuan personalnya dengan adanya berbagai literasi. Dengan cara itu, diharapkan murid-muridnya juga memiliki keinginan dan kemampuan untuk membaca berbagai literasi.
“Saya juga berharap di peringatan Hari Guru ini juga bisa menciptakan kebahagiaan dan kebersamaan antar sistem di sekolah negeri dan swasta,” katanya.
Ia juga berharap antara sekolah negeri dan swasta di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merupakan tanggungan Pemkot Surabaya, harus menjadi keluarga besar. Ketika menjadi keluarga besar, pasti ada senyum dan kebersamaan, sehingga jika ada kekurangan yang bisa dilengkapi secara bersama-sama.
“Dengan cara itu, di Kota Surabaya ini ada lagi yang tidak bisa sekolah, tidak ada lagi sekolah kekurangan murid, tidak ada lagi sekolah yang tidak dapat membangun sarana dan prasarananya, dan tidak ada lagi persaingan guru antara negeri dan swasta,” tegas dia.
“Nah, itu bunga siapa? Ya tugas saya dan Pemkot Surabaya. saya berharap jadi satu kesatuan. Saya yakin dengan semangat hari guru ini bisa menjadi hebat lagi dan lebih bagus lagi untuk membuktikan, dan itu buktikan nanti di pelaksanaan anggaran 2022,” lanjut dia.
Ia pun menjelaskan lebih rinci berbagai rencana untuk objek wisata sekolah dan swasta di Surabaya. Salah satunya harus ada kesepakatan di awal terkait dengan guru. Ia mencontohkan apabila ada seorang guru di sekolah A kekurangan jam mengajar, sedangkan di sekolah B kelebihan mengajar.
“Terus ini mau diapakan? Nanti biar sekolah yang menghitung sendiri, nanti pindah ke sekolah B misalnya. Ini harus terwujud dan saya yakin dengan MKKS swasta, hal itu yakin bisa terwujud,” kata dia.
Selain itu, jika ada sekolah swasta yang butuh infrastruktur, maka sekolah negerinya mengalah dulu kalau memang sudah bagus, jadi harus gantian. Bahkan, ia juga berharap sekolah negeri itu sadar bahwa sekolah swasta itu partnernya dan bukan saingannya.
“Kalau sudah begitu, maka anak-anak saya di Surabaya masuk negeri senang dan mau masuk swasta ya senang, karena antara SD dan SMP yang 9 tahun merupakan tanggungan saya,” ujarnya. (ST01)





