SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menyusun langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Agar tidak ada lonjakan kasus Covid-19 jelang Nataru mendatang, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) tingkat Provinsi bersama forkopimda dan bupati/walikota se-Jatim di Convention Hall, Grand City Surabaya, Senin (15/11).
Ia meminta pemerintah daerah bersama Forkopimda melakukan upaya akseleratif vaksinasi. “Bisa dengan pendekatan kultural serta kearifan lokal lainnya. Saya rasa seluruh kepala daerah paham dan memiliki caranya tersendiri dalam melakukan upaya akseleratif yang inovatif tersebut,” ungkapnya.
Di hadapan para undangan yang hadir, Gubernur Khofifah mewaspadai para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan masuk ke Jatim melalui pintu pintu non penerbangan internasional. Seperti disinyalir di Malaysia dan Singapura ditemukan varian baru Covid-19 yakni AY.4.2 yang sudah terdeteksi.
Untuk itu, Gubernur Khofifah meminta kepada kapolda dan pangdam membantu koordinasi dengan Pemda tempat transito perihal wilayah perlintasan antar provinsi. Kedatangan para PMI disinyalir dapat melalui pelayaran dilanjutkan penerbangan domestik, terlebih ketika penerbangan internasional melalui Bandara Internasional Juanda masih ditutup.
Selain bentuk kewaspadaan di area pintu masuk, Khofifah juga menyatakan bahwa kabupaten/kota harus segera menyiapkan operasi yustisi secara random utamanya sebagai kesiap siagaan menjelang Nataru. “Kondisi antisipatif ini menjadi format untuk bersiap mengantisipasi Natal dan Tahun baru,” ungkapnya.
Ia mengatakan, meski gelombang kepulangan PMI yang masif ini belum terjadi, tindakan preventif dan pengawasan sudah harus digencarkan. Terutama dari jalur Malaysia ke Indonesia yang bisa melalui banyak pintu.
“Koordinasi dengan kabupaten/kota yang menjadi perlintasan harus kita koordinasikan bersama dan komunikasikan. Sangat mungkin mereka masuk melalui kapal dan lanjut dengan domestic flight, dan sebagainya,” imbau mantan Mensos RI itu. (ST02)





