SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadi narasumber dalam talkshow bertajuk Pembelajaran Tatap Muka Secara Aman untuk Setiap Anak di Kota Surabaya, Selasa (12/10). Talkshow bersama UNICEF dan Radio RRI tersebut digelar secara virtual dari ruang kerja wali kota.
Dalam kesempatan itu, Eri memaparkan rangkaian tahapan dalam menjamin keamanan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk anak-anak di Surabaya. Mulai dari vaksinasi untuk guru dan tenaga pengajar, vaksinasi anak, dan meminta surat persetujuan orang tua.
“Kita sudah melakukan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Ada asesmen yang kita lakukan, di mana pemerintah meyakinkan keamanan anak-anak kita saat berada di lingkungan sekolah,” katanya.
Ia juga memastikan bahwa setiap tahapan yang dilakukan adalah sebagai bentuk tanggung jawab Pemkot Surabaya untuk meyakinkan masyarakat, terutama wali murid. Bahwa semua perangkat sekolah sudah melakukan vaksinasi.
“Sebagai pemerintah kita meyakinkan orang tua, bahwa semua perangkat sekolah sudah divaksin. Kemudian vaksinasi untuk anak di tingkat SD dan SMP juga terus dijalankan,” ujarnya.
Ia juga menerangkan bahwa Pemkot Surabaya telah membentuk tim siswa satgas sekolah yang bertugas melakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah. “Setiap sekolah memiliki satgas anak, bahkan kita juga memberikan rompi. Mereka bertugas memantau penerapan prokes di sekolah dan menegur hingga melarang warga sekolah yang mengabaikan prokes. Itu saya bangga betul, terhadap anak-anak, bisa menjadi satgas untuk saling mengingatkan temannya,” kata dia.
Selain itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga meyakinkan kepada orang tua, bahwa tidak adanya klaster sekolah. Ia menjelaskan, apabila terdapat anak yang terpapar Covid-19, hal itu bisa dipastikan bila sekolah bukan menjadi satu-satunya tempat penularan Covid-19.
“Lalu bila ada anak yang terpapar, sebetulnya dia juga bisa jadi tidak terpapar di sekolah. Tapi terpapar di luar sekolah. Ini harus disampaikan bahwa penularan Covid-19 tidak mesti dari lingkungan sekolah, bisa saja kena di tempat lain,” jelasnya. (ST01)





