SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Sosial (Dinsos) Pemkot Surabaya concern memberikan intervensi kepada warga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Intervensi itu salah satunya telah diberikan kepada Ismail (72), warga Jalan Tambak Pring Barat I No 46, Kecamatan Asemrowo.
Ismail sebelumnya berharap dapat tinggal di UPTD Griya Werda. Alasannya, sejak istrinya meninggal dunia, ia tinggal sendiri di rumah kos.
Dinsos pun bergerak cepat. Ismail diboyong ke Griya Werda.
Kepala Dinsos Surabaya, Suharto Wardoyo mengatakan istrinya Ismail sudah meninggal sekitar tiga minggu yang lalu. “Kemudian atas permintaan sendiri, dia minta agar ditempatkan di Griya Werda,” katanya.
Anang, sapaan Suharto Wardoyo menambahkan, sebenarnya Ismail memiliki dua anak. Namun, sepengakuan klien, kedua anaknya tersebut sudah hilang kontak dan tidak diketahui keberadaannya.
“Di mana keberadaan dua anaknya itu sampai sekarang tidak diketahui,” ungkapnya.
Selama ini, lanjut Anang, Ismail tinggal mengontrak rumah di Jalan Tambak Pring Barat I No 46, Kecamatan Asemrowo. Namun setelah istrinya meinggal, ia sendiri dan ingin memiliki teman di usia renta.
“Jadi beliau (Ismail) memang menginginkan untuk bisa tinggal di Griya Werda,” katanya.
Selanjutnya Dinsos Surabaya bersama jajaran kecamatan serta beberapa elemen sosial, bergerak cepat untuk mewujudkan harapan dari kakek berusia 72 tahun itu. Lantas pada Sabtu (14/8), Ismail dijemput ke rumah kosnya dan diboyong tinggal di UPTD Griya Werda.


Sementara itu, Ismail mengaku jika sebelumnya tinggal di rumah sewa berukuran sekitar 3×4 meter. Rumah sewa ini merupakan hasil sumbangan sukarela dari warga.
Sementara untuk kebutuhan makan, ia mendapatkan bantuan permakanan dari Pemkot Surabaya. “Saya sangat berterima kasih, warga sekitar juga sangat peduli,” kata Ismail.
Ismail mengatakan tentang keberadaan anaknya yang hilang kontak. Menurutnya, kedua anaknya itu sudah berkeluarga dan tinggal jauh terpisah dengannya. “Anak-anak saya sebenarnya sudah coba dihubungi, dibantu oleh warga beberapa kali tapi tetap tidak bisa terhubung,” ungkap dia.
Ia berharap dapat tinggal di Griya Werda untuk mengisi hari di masa tuanya. Apalagi di Surabaya ia tidak memiliki saudara. Sedangkan untuk bekerja, tubuhnya juga sudah tidak kuat.
“Di Surabaya ini saya tidak punya saudara. Usia saya juga sudah tua, sulit untuk bekerja,” tuturnya. (ST01)





