SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Animo masyarakat memotongkan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) meningkat 100 persen. Di momen Idul Adha, tahun lalu 100-an ekor hewan. Sedangkan tahun ini tercatat sebanyak 200 ekor.
Kondisi tersebut terpantau setelah Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak meninjau pemotongan hewan kurban di RPH Pegirian Surabaya, Selasa (20/7) siang. “Animo masyarakat untuk memanfaatkan RPH tahun ini cenderung meningkat. Ada kenaikan mencapai 100 persen di RPH ini. Kami ucapkan selamat kepada Pemkot Surabaya yang sudah berhasil mengimbau masyarakatnya memanfaatkan RPH,” terang Wagub Emil Dardak.
Dengan naiknya pemotongan di RPH ini, menurut Emil, menjadi indikasi meningkatnya ketaatan masyarakat untuk tidak menimbulkan kerumunan. Hal itu sejalan dengan anjuran pemerintah dalam penyelenggaraan Hari Raya Idul Adha 1442 H di suasana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.
Tak hanya menyoroti naiknya antusiasme masyarakat, Wagub Emil juga memastikan bahwa proses penyembelihan hewan kurban di RPH Pegirian berjalan sesuai protokol kesehatan (Prokes). Selain itu penyembelihannya juga profesional dan aman bagi masyarakat.
“Benar-benar profesional. Bukan hanya cepat tapi ada veteriner atau dokter hewan yang mengawasi sebelum antemortem dan sesudah dipotong,” tutur mantan bupati Trenggalek itu.
Dirinya melanjutkan, pemerintah juga telah memberikan batasan-batasan dalam pelaksanaan penyembelihan agar sesuai Prokes. “Secara tata laksana waktu, ada jam maksimal, tujuannya supaya tidak menumpuk semua. Baik itu pendistribusian maupun proses pemotongan. Dan pemotongannya pun tidak melibatkan orang yang tidak berkepentingan,” jelasnya.
Di RPH Pegirian sendiri rencananya akan menerima pemotongan hewan kurban selama tiga hari mendatang. Setiap harinya juga dilakukan pembatasan jumlah hewan kurban yang masuk. Bagi warga yang akan memotongkan hewan kurban mereka, maka diharapkan mendaftar terlebih dulu. Setelah itu, bisa mengirim hewan kurbannya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukan atau kerumunan saat proses penyembelihan. Melalui pengawasan berlapis, diharap dapat melindungi masyarakat penerima daging kurban.
“Mudah-mudahan ikhtiar ini bisa melindungi masyarakat memperoleh daging kurban yang sehat, halal dan membawa berkah,” pungkasnya.
Proses penyembelihan hewan kurban di RPH sendiri melibatkan 1.016 petugas. Mereka diterjunkan Pemprov Jatim bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kab/Kota untuk memantau jalannya penyembelihan di berbagai wilayah. Mereka tersebar di 802 titik. Tak hanya RPH, tetapi juga pusat-pusat penyembelihan hewan di masyarakat. (ST02)





