SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Selain kasus Covid-19, pasca Lebaran ini pemerintah daerah diminta melakukan terkait Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta masing-masing daerah kabupaten/kota melakukan pemantauan, apalagi dengan pulangnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri.
Khofifah menjelaskan perlu adanya kewaspadaan dari masing-masing daerah yang warganya pulang dari berbagai negara. “Bagi yang pulang dari luar negeri kami pastikan diswab PCR di Asrama Haji Surabaya. Setelah swab PCR dengan CT 25 ke bawah akan dilakukan sequencing,” katanya.
Hal ini disampaikan Khofifah dalam Rapat Koordinasi (Rakor) virtual dengan para vupati/wali kota, serta Forkopimda jabupaten/kota se-Jatim. Rakor tersebut dilaksanakan di Ruang Bina Yudha, Makodam V/Brawijaya.
Menurut Khofifah, kewaspadaan tersebut, bisa dilakukan dengan mengantisipasi mobilitas mereka. Sebab dengan kepulangan PMI, kemungkinan TPT di masing-masing daerah juga naik. Terutama di daerah yang PMI jumlah cukup besar Kab Bangkalan, Kab. Pamekasan, Kab. Bangkalan, Kab. Jember, Kab. Malang, Kab. Tulungagung dan Kab. Blitar.
“Secara spesifik TPT akan dikhawatirkan menimbulkan dampak sosial ekonomi. Kalau tidak dilakukan koordinasi dengan baik terutama di daerah yang PMI jumlah cukup besar seperti Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Jember, Kab. Malang, Tulungagung dan Kab. Blitar,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menjelaskan, mekanisme kedatangan PMI sesuai dengan kesepakatan dan protap yang berlaku. Diterima mulai dari Bandara Juanda, kemudian diangkut ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Di Asrama tersebut dilaksanakan karantina selama dua hari.
“Pada hari kedua setelah dinyatakan negatif Covid-19 akan dijemput oleh bupati/wali kota, Kapolres, Dandim dan dibawa ke daerah masing-masing. Kemudian di daerah juga dilaksanakan karantina selama tiga hari. Diswab PCR setelah tiga hari karantina di daerah,” ujarnya.
“Jika dipastikan negatif, akan dimasukkan ke desa masing-masing. Di desa ada PPKM Mikro, disitu dipastikan kembali positif Covid-19 atau negatif. Setelah negatif akan bisa bertemu dengan keluarga,” pungkasnya. (ST02)





