SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kinerja Bank Jatim pada 2020 secara umum relatif stabil, meski tahun lalu sudah terpengaruh pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari total aset yang meningkat 8,94 persen dari Rp 76,756 triliun menjadi Rp 83,619 triliun. Lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,08 persen dari Rp 60,546 triliun menjadi Rp 68,468 triliun. Termasuk dari segi kredit yang diberikan meningkat 8,16 persen dari Rp 38,352 triliun menjadi Rp 41,481 triliun, serta laba bersih meningkat sebesar 8,17 persen dari Rp 1,377 triliun menjadi Rp 1,489 triliun.
Dari sisi indikator kesehatan perbankan, beberapa indikator menunjukkan bahwa kinerja Bank Jatim pada tahun buku 2020 memperoleh predikat sehat. Antara lain terlihat dari Capital Adequasy Ratio (CAR) sebesar 21,64 persen, Non Performing Loan (NPL) sebesar 4,00 persen, Return on Asset (ROA) sebesar 1,95 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 18,77 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,55 persen dan Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar 60,58 persen.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap, keberadaan Bank Jatim sebagai bagian dari industri perbankan tidak hanya untuk menjadi profit institution, tetapi juga harus memiliki kewajiban moril meningkatkan dan menggairahkan sektor ekonomi di daerahnya.
“Termasuk turut membantu penyaluran kredit guna penguatan ekspansi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ujarnya.
Dikatakan, dengan adanya tambahan pendanaan, maka kelompok UMKM akan menjadi lebih maju dan berkembang. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja akan semakin besar seiring dengan semakin berkembangnya UMKM.
“Sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan, dan tingkat kemiskinan dapat menjadi lebih kecil,” terangnya.
Tidak hanya itu, per Maret 2021, Bank Jatim turut berkontribusi dalam membantu penyaluran Dana Bergulir sebesar Rp 506,676 miliar untuk 12.624 debitur dengan rincian Dana Bergulir Umum sebanyak Rp 456,811 niliar untuk 12.442 debitur. Serta Dana Bergulir Hulu Hilir sebanyak Rp 49,865 miliar untuk 182 debitur. (ST02)