SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pentingnya pemberian edukasi terkait reproduksi dan pola komunikasi orang tua dengan anak remaja harus terus digaungkan. Pola tersebut akan menjadi salah satu alternatif sangat penting dalam membentuk dan membangun hubungan antara orang tua dengan anak remaja.
Hal ini diungkapkan Ketua TP PKK Prov Jatim Arumi Bachsin saat membuka Workshop Program 1001 Cara Bicara yang diinisiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prov. Jatim. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Dafam, Surabaya, Kamis (22/4).
“Pola komunikasi efektif antara anak yang berusia remaja dan orang tua harus terjalin. Pendekatan melalui keluarga atau orangtua bagi remaja dapat menjadi salah satu alternatif mewujudkan pola komunikasi secara efektif, mengingat orangtua memiliki otoritas bagi anak remaja,” ujarnya.
Arumi Bachsin mengungkapkan, di zaman yang serba digital, para orang tua memiliki tantangan dari dunia maya. Meskipun sulit, pendampingan orang tua pada anak remaja harus tetap terjalin. Hal itu juga untuk mencegah gagalnya orang tua mendampingi anak remaja.
Bunda Generasi Remaja (Genre) Jatim itu pun memberikan arahan terkait bagaimana orang tua bisa menjadi pendengar yang baik bagi anak remajanya.
“Kita sebagai orang tua itu harus memiliki kemampuan mendengar yang baik. Tapi bukan sekadar mendengar, tapi juga merespon dengan anggukan atau perhatian ketika anak ini berbicara,” lanjutnya.
“Saya paham kalau mungkin orang tua berpikiran anak saya cepat sekali tumbuhnya, namun sebagai orang tua kita harus menghargai setiap perkembangan anak sebagai sosok individu calon dewasa dan masih perlu pendampingan terkait pertumbuhan mentalnya,” imbuhnya kembali.
Arumi juga menekankan soal pentingnya penghargaan dan dukungan orang tua dalam setiap proses perkembangan mereka. Dirinya menyebut, berbagai pendekatan juga harus dilakukan untuk memperlakukan remaja sesuai usia mereka.
“Pendekatan itu harus dari mana mana. Pertama dari orang tua, untuk memfasilitasi anak remaja serta mempersiapkan diri menghadapi anak remaja. Kedua, melalui teman sebaya, karena lingkungan anak juga akan membentuk anak kita seperti apa,” jelasnya.
Namun, sebut Arumi, zaman digitalisasi sekarang ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Karena pergaulan anak menjadi tidak terbatasi dan berhadapan dengan teknologi yang tidak kasat mata.
“Sedangkan kita tidak bisa membatasi anak kita untuk tidak boleh berselancar di dunia maya. Karenanya, edukasi dari dalam (keluarga) harus ditingkatkan. Apalagi jika punya anak perempuan, penting sekali untuk diberikan edukasi soal reproduksi. Karena sangat memungkinkan zaman ini anak-anak kita memperoleh ilmu tentang reproduksi dengan sangat mudah di internet,” imbaunya. (ST02)