SURABAYATODAY.ID, TULUNGAGUNG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelontor bantuan pada warga terdampak gempa berkekuatan 6,1 SR di Kabupaten Malang, Lumajang dan Blitar.
Khusus untuk masjid dan musala yang mengalami kerusakan ringan maupun berat akibat gempa, gubenur yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu bergegas mengirim bantuan berupa tikar, terpal, tenda dan sajadah. Bantuan itu ditujukan agar umat muslim dapat nyaman dan khusyuk menjalankan ibadah salat tarawih.
“Kita kembali kirim tenda, terpal, tikar termasuk sajadah nya. Ini merupakan opsi untuk mereka menjalankan ibadah salat tarawih,” kata Khofifah setelah meresmikan gedung SMP Al Hikmah di Desa Bolorejo, Kec. Kauman Kalangbret, Tulungagung.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim, total ada sebanyak 77 tempat ibadah di Jawa Timur yang rusak terdampak gempa, baik itu rusak ringan, sedang hingga berat. Sedangkan untuk maksimalisasi penyaluran fasilitas tambahan bagi titik-titik tempat ibadah yang terdampak gempa, Khofifah memberikan bantuan.
Selain itu, guna mengetahui memantau percepatan penanganan pasca gempa, Khofifah terus menyisir daerah yang terdampak gempa baik Malang, Lumajang dan Blitar. “Bagi saya seeing is believing. Maka kita turun melihat langsung memastikan bahwa percepatan penanganan pasca gempa terus dilakukan,” katanya.
Menurut Khofifah, wilayah terdampak yang mengalami kerusakan cukup parah adalah di Malang dan Lumajang. Sedangkan Blitar kerusakannya lebih ringan.
Sementara terkait anggaran yang dipergunakan untuk membantu wilayah terdampak, Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jatim memiliki Bantuan Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan ketika terjadi bencana alam. Dan untuk percepatan penanganan gempa ini, Pemprov Jatim mendapat stimulan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga menyampaikan soal pentingnya percepatan validasi data bagi warga terdampak gempa. Ia mengimbau setiap RT maupun RW agar mendata masing-masing warga yang terdampak gempa.
“Menempelkan pengumuman di tiap-tiap RT/RW agar warga mengetahui bahwa rumahnya yang terdampak sudah tercatat. Apakah mengalami kerusakan ringan, sedang atau berat,” tandasnya. (ST02)