SURABAYATODAY.ID, BLITAR – Setelah meninjau beberapa lokasi terdampak gempa 6,1 SR di Kabupaten Malang dan Lumajang, kali ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak gempa di Kabupaten dan Kota Blitar. Titik pertama yang dikunjungi adalah kantor Desa Tepas, Kecamatan Kesamben.
Setibanya di lokasi, didampingi Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah, Forkopimda kabupaten setempat, serta beberapa kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Khofifah menyapa warga dan memberikan sejumlah bantuan. Bantuan yang diserahkan berupa 500 kg beras, lauk pauk 60 paket, tambah gizi 240 paket, terpal 50 lembar, selimut 100 pcs, mie instan 50 dus, masker kain 10 ribu pcs, tikar 100 lembar, dan sembako 200 paket.
Di Desa Tepas, Kecamatan Kesamben ini sendiri terdapat 32 rumah rusak. Terdiri dari 6 rusak berat, 16 rusak sedang, dan 10 rusak ringan.
Selanjutnya, Khofifah meninjau rumah-rumah warga yang rusak di Dusun Rembang, Desa Tepas, Kecamatan Kesamben. Khofifah juga meninjau tim peksos Dinsos Jatim yang sedang melakukan trauma healing. Tidak kurang dari dua puluh lima anak mengikuti program trauma healing. Sambil membagikan pajet buku dan alat tulis Khofifah berpesan agar anak- anak tetap rajin belajar.
Usai melakukan peninjauan, Khofifah meminta agar proses identifikasi, pendataan, dan validasi rumah rusak kategori berat, sedang, dan ringan termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial segera dilakukan dengan cepat. Diharapkan, dalam waktu sepekan ini proses identifikasi dan validasi tersebut dapat selesai.
“Kami minta proses identifikasi dan validasi ini selesai dalam waktu sepekan untuk selanjutnya kita sampaikan ke BNPB data-datanya,” katanya.
Ia menjelaskan sudah mengkomunikasikan dengan Kepala BNPB Pak Doni Monardo bahwa pemerintah pusat akan memberi stimulan kepada para korban gempa. “Untuk rumah yang kategori rusak berat dapat bantuan Rp 50 juta di luar ongkos pengerjaannya, kemudian rusak sedang Rp 24 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta,” lanjutnya.
Untuk itu, ia meminta agar proses identifikasi dan validasi ini segera disebarluaskan dan diumumkan kepada masyarakat baik melalui pengumuman yang ditempel di balai desa, sampai dengan RT/RW. Hal ini dilakukan supaya masyarakat yang rumahnya terdampak gempa dapat melakukan konfirmasi dan mengecek langsung rumahnya masuk dalam kategori berat, sedang, atau ringan.
“Apakah kategori kerusakannya seperti hasil validasi atau tidak, masyarakat bisa mengecek sendiri apakah benar rumahnya masuk kategori ringan, sedang atau berat. Supaya kita dapat meneruskan ke BNPB data yang sudah final sehingga harapannya dapat segera diproses bantuannya,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam penanganan dampak gempa ini, koordinasi dan sinergi terus dilakukan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan termasuk recovery dan rekonstruksi. Sinergi berbagai pihak ini diantaranya dukungan dari TNI Polri.
“Kami bersama Pak Pangdam V Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim telah berkoordinasi. Nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan bagi rumah yang rusak berat,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, mantan Menteri Sosial RI ini turut mengapresiasi dan berterimakasih kepada para relawan yang turun langsung ikut membantu korban gempa ini. Meskipun dalam keadaan berpuasa Ramadan, tapi tidak menyurutkan semangat para relawan dalam membantu para korban.
Salah satunya terlihat di Posko Dukungan Layanan Psikososial, di mana para relawan melakukan trauma healing atau trauma konseling kepada para korban terutama anak-anak. Menurutnya, trauma healing atau trauma konseling itu menjadi penting terutama bagi anak-anak agar tidak merasa trauma akibat bencana gempa kemarin.
“Karena itu psychosocial terapi ini menjadi penting. Format-format yang tadi teman-teman lihat itu juga dilakukan di Malang dan Lumajang. Saya sekaligus ingin mengajak relawan dari mana saja untuk ikut turun bergotong royong. Meskipun saat ini suasananya agak berat karena awal Ramadhan, saya mohon keguyuban dari seluruh elemen masyarakat Jawa Timur tetap seperti yang dulu meskipun kita berada pada bulan Ramadhan,” pesannya.
Seperti diketahui, gempa bumi telah mengguncang Kabupaten Malang, Lumajang dan Blitar, serta beberapa daerah sekitar di wilayah Jawa Timur, pada Sabtu (10/4) siang. BMKG memperbarui kekuatan gempa menjadi 6,1 magnitudo dari yang sebelumnya tercatat 6,7 magnitudo. BMKG memastikan gempa ini tak menimbulkan ancaman tsunami. (ST02)