SURABAYATODAY.ID, LUMAJANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, kembali meninjau beberapa lokasi terdampak akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang terjadi di beberapa daerah di Jatim. Setelah meninjau lokasi terdampak gempa di Kabupaten Malang, kali ini Khofifah meninjau beberapa lokasi terdampak di Lumajang.
Lokasi pertama yang didatangi yaitu, Dusun Krajan, Desa Sidomulyo Kecamatan Peonojiwo. Di tempat ini Khofifah melakukan peninjauan di berbagai titik terdampak baik ringan, sedang maupun berat. Ia juga sempat bersapa kepada warga penyandang disabilitas yang dapat diselamatkan oleh ibunya serta berbagi sembako baik untuk warga maupun yang sedang kerja bakti membongkar rumah terdampak gempa.
Kemudian kunjungan dilanjutkan ke Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Desa ini merupakan desa terdampak gempa paling parah di Lumajang.
Untuk menuju dusun Iburaja desa Kaliuling khofifah dan rombongan harus menggunakan motor sekitar 4 kilometer akibat jalan yang ditempuh sulit dijangkau dengan menggunakan mobil.
Rombongan meninjau beberapa rumah penduduk yang rusak akibat gempa, Gubernur Khofifah juga bertegur sapa dan mendengarkan keluh kesah serta membagikan sembako pada para korban terdampak gempa. Kemudian, dilanjutkan meninjau keberadaan dapur umum dan kecukupan logistik bagi para pengungsi.
Selain itu, Khofifah juga menikmati nasi bungkus bersama warga terdampak di Dusun Iburaja, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Usai peninjauan, Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim tersebut meminta berbagai pihak bersinergi melakukan percepatan penanganan dampak gempa termasuk recovery dan rekonstruksi untuk penanganan pasca gempa. Di mana, sinergitas ini mencakup pemerintah provinsi, aparat TNI/Polri, Satgas Bencana BUMN, serta pemerintah daerah terdampak hingga di level desa dan kelurahan.
“Saya mohon semua membangun sinergitas untuk melakukan percepatan penangan tanggap darurat, proses recovery dan rekonstruksi. Saat ini adalah masa tanggap darurat. Setelah tanggap darurat akan dilanjutkan recovery selanjutnya rekonstruksi,” ungkap Khofifah.
Terkait pelibatan anggota TNI dan Polri dalam proses recovery dan rekonstruksi, Khofifah menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pangdam V/Brawijaya dan Kapolda Jatim untuk memastikan SDM yang membantu percepatan pembangunan rumah yang terdampak. Sesuai arahan Kepala BNPB jika kategori rusaknya ringan sampai sedang, maka dilakukan dengan skema swakelola.
“Untuk kategori rumah yang rusak berat, bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp. 50 juta, di luar biaya pembangunan. Sedangkan untuk pembenahan fasilitas umum dan fasilitas sosial akan ditangani oleh PUPR,” terang orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Khofifah menambahkan, sesuai arahan Presiden diharapkan proses rekonstruksi ini bisa selesai paling lama dua bulan. Karena itu pergerakan dari seluruh SDM TNI/Polri sedang dipetakan sesuai dengan tingkat keparahan dan kerusakan masing-masing rumah.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, untuk percepatan proses recovery dan rekonstruksi saat ini diperlukan langkah validasi yang cepat dan tepat untuk mengetahui berapa banyak rumah terdampak yang masuk dalam kategori ringan, sedang dan berat begitu pula fasum dan fasos.
Karenanya, ia meminta agar data tersebut bisa diumumkan atau ditempel di balai desa atau tempat yang strategis, sehingga semua warga terdampak bisa memastikan datanya tercatat dengan benar.
“Format data ini akan kita pastikan lebih detail lagi dengan validasi data, yang dikordinasikan para bupati. Dan di lini paling bawah oleh kepala desa, babinsa bhabinkamtibmas dan relawan. Termasuk teman-teman media bisa mereport jika ada yang tertinggal dalam pendataan,” terangnya. (ST01)