SURABAYATODAY.ID, PONOROGO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi sekaligus dukungan untuk mengembangkan Rumah Harapan. Rumah tersebut diperuntukkan bagi Kelompok Tunagrahita di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Rumah Harapan bagi Kelompok Tunagrahita sendiri merupakan hasil dukungan Bank Indonesia (BI), berbagai elemen lainnya serta seluruh pemangku kepentingan di Ponorogo. Rumah tersebut diharapkan dapat menumbuhkan harapan serta cita-cita lewat produk sesuai kemampuan dan ketrampilan mereka.
Gubernur Khofifah menilai ini sesuatu yang dapat menumbuhkan kehidupan dan harapan bagi warga binaan tunagrahita. Peran kepala desa, pengurus yayasan serta karang taruna semua bersatu padu memberikan penguatan kepada warga binaan tunagrahita.
Karena itu Khofifah, tagline ‘ada harapan” yang disematkan di depan rumah harapan tersebut diharapkan bisa mewujudkan cita-cita mereka di tengah keterbatasan. “Saya optimistis, cita-cita itu dapat tercapai melalui respon positif serta dukungan yang diberikan oleh berbagai elemen strategis,” terang mantan Menteri Sosial itu.
“Paling penting adanya sinergisitas dan kolaborasi bersama-sama agar semua ikhtiar berhasil baik,” imbuhnya.
Hadirnya rumah harapan, lanjut Khofifah, tidak sekadar menambah semangat untuk beraktivitas. Tetapi juga membawa kemajuan bagi kelompok tunagrahita di Desa Karangpatihan.
“Ini menjadi pintu masuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi masyarakat Desa Karangpatihan,” ujarnya.
Menurutnya, indikator keberhasilan memajukan SDM warga binaan melalui program edukasi. Antara lain membuat keset dan Batik Ciprat serta ternak lele dan kambing, serta kolaborasi dan sinergisitas dari banyak pihak saja belum cukup. Khofifah meminta pendampingan dilakukan secara masif karena mereka memiliki keterbatasan husus.
“Tanpa pendampingan dan penguatan seperti itu, saya rasa mereka secara psikologis maupun ekonomis tidak mudah survive,” tuturnya.
Namun ia bersyukur karena masih banyak orang-orang yang peduli dengan masyarakat tunagrahita. Kepedulian secara perseorangan maupun kelembagaan sangat berarti bagi mereka. “Hal penting lainnya adalah kepemimpinan kepala desa, pengurus yayasan rumah harapan serta peran karang taruna melalui akses pemasaran online juga sangat membantu mereka,” ucapnya.
Lebih lanjut, rasa optimistis semakin kuat ketika Khofifah melihat secara langsung bagaimana kelompok tunagrahita memainkan jarinya membatik ciprat dan membuat keset. “Warnanya, desainnya, sudah cukup dekat dengan kebutuhan pasar. Ditambah story telling akan memberikan kesan kuat bagi para pembelinya yang bahwa barang yang mereka beli merupakan produk tunagrahita di kampung ini,” pungkasnya. (ST02)