SURABAYATODAY.ID, SIDOARJO – Puti Guntur Soekarno mengecam tindakan teroris. Puti menilai teroris selalu membuat masyarakat resah dengan melakukan pengeboman dan penembakan.
Politisi yang memiliki nama lengkap Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri ini mengkaji, ada kesalahan pemahaman yang dilakukan teroris di Indonesia. Mereka menilai, ajaran yang difahami merupakan yang paling benar. Padahal, dalam kehidupan keseharian perlu memahami kehidupan orang lain dengan berbagai perbedaan yang terjadi.
“Kalau soal menjaga keberagaman, menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, itu sudah tidak bisa ditawar,” ungkapnya.
Hal ini disampaikan Puti dalam pemaparan Empat Pilar MPR RI di Jons Cafe Sidoarjo. Saat itu Puti bicara di depan perwakilan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo, PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sidoarjo, Ketua, Sekretaris, Bendahara Ranting PDI Perjuangan se-Kecamatan Sidoarjo, CEO City Face IndonesiaYonathan Toar Sangari, Tim Filosofi Sidoarjo, dan Garda Puti Soekarno.
Di depan generasi penerus bangsa ini, Puti yang juga anggota DPR RI ini menegaskan, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia harus dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia dan umat di Indonesia. “Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia ini tentunya diharapkan mampu menyelesaikan persoalan terorisme di Indonesia. Pancasila adalah petunjuk, pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam bertindak dan berbuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” lanjutnua.
Istri Joy Kameron mengungkapkan, setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi untuk menjaga keutuhan bangsaini. Berikut lima tantangan kebangsaan yang harus ditangani semua pihak:
• Masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit.
• Pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan.
• Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan.
• Kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa.
• Tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal
Selain lima tantangan tersebut, cucu presiden RI pertama Ir Soekarno ini juga mengkaji tantangan yang tidak kalah pentingnya. Yakni berkaitan dengan pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam, serta makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.
“Untuk mengantisipasi semua ini, pemahaman Pancasila harus dilakukan sejak dini,” paparnya.
Pemahaman yang benar itulah yang bisa meminimalisir terhadap tindak kekerasan di tanah air. Saat ini banyak dari berbagi elemen masyarakat yang sudah terpapar aliran radikal, mulai guru, mahasiswa, TNI, dan PNS. (ST06)