SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima audiensi perwakilan pedagang serta pemilik apartemen di area Mal City of Tomorrow (CITO), Senin (29/3). Audiensi itu terkait penolakan terhadap rencana pendirian Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 yang dilakukan pihak manajemen City Of Tomorrow (Cito).
Audiensi berlangsung di ruang sidang wali kota ini dipimpin langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkup pemkot juga hadir dalam audiensi tersebut.
Dalam kesempatan itu, perwakilan pedagang maupun warga pemilik apartemen, secara prinsip menyatakan sikap menolak adanya rumah sakit darurat Covid-19 di area mal Cito. Mereka sepakat agar rencana pendirian rumah sakit itu juga dibatalkan.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan dukungan terhadap keputusan sikap yang disampaikan oleh perwakilan pedagang beserta warga penghuni apartemen. Pada intinya dia juga menolak adanya rumah sakit darurat Covid-19 di area mal tersebut.
“Insya Allah selama saya jadi wali kota tidak akan ada Rumah Sakit Covid-19 di sana. Tapi yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana mengembangkan ekonomi di sana agar bisa ramai kayak dulu,” kata Cak Eri sapaan lekat wali kota Surabaya.
Karena itu, Cak Eri berpesan kepada seluruh pedagang maupun penghuni apartemen agar tidak perlu khawatir. Bagi dia, kepentingan masyarakat Surabaya adalah hal yang paling utama.
“Yang pasti kalau itu untuk kemaslahatan umat akan saya usahakan,” tegas dia.
Meski demikian, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga ingin adanya komunikasi intens antara pedagang beserta pihak manajemen atau pemilik CITO. Ini dilakukan untuk meyakinkan para pedagang, di samping membuat pernyataan tertulis bersama sebagai bentuk perjanjian.
“Insya Allah nanti kita agendakan bertemu dengan manajemen Cito. Nanti dibahas bersama dengan panjenengan (anda) dan nanti membuat pernyataan bersama tidak akan dibuat rumah sakit darurat Covid-19,” ungkap dia.
Di sisi lain, dalam momen rencana diskusi tersebut, Cak Eri juga berharap adanya komunikasi bersama terkait upaya pengembangan ekonomi di area Cito. Dia ingin agar ke depan Mal Cito bisa kembali ramai seperti sebelum pandemi. Tentunya hal itu harus diawali dengan komunikasi yang baik antara pedagang, penghuni apartemen hotel beserta manajemen atau pemilik Cito.
“Bagaimana Cito ini bisa ramai kayak dulu lagi. Kita nanti ketemu bersama beliaunya (pemilik Cito), saya akan coba kontak. Dan sekaligus nanti membahas bagaimana mengembangkan ekonomi di Cito ini ke depannya,” papar dia.
Apalagi, dia menilai, bahwa polemik yang muncul ini karena kurangnya komunikasi antara manajemen dengan pedagang dan penghuni apartemen. Makanya dia juga mendorong adanya pembentukan pengurus RT/RW di apartemen tersebut. Terlebih, jumlah penghuni atau pemilik apartemen itu sudah memenuhi syarat pembentukan pengurus.
“Bisa mengikuti RT/RW yang ada di lokasi tersebut atau bisa membentuk sendiri. Makanya kita nanti duduk bersama sekaligus kita berbicara RT/RW-nya,” pungkasnya. (ST01)