Surabayatoday.id, Surabaya – Untuk kali kedua, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meninjau kembali rumah sakit darurat Covid-19 di kompleks Mal City Of Tomorrow (Cito) Surabaya. Dalam kedatangannya, Whisnu Sakti disambut demo penolakan terhadap rencana dioperasionalkannya rumah sakit di kawasan bundaran Waru itu.
Demo tersebut dilakukan oleh Perkumpulan Pemilik, Penyewa, dan Pedagang (P4) Cito. Mereka juga didukung penghuni apartemen Aryaduta Cito. Tuntutannya adalah menolak rencana pembukaan rumah sakit (RS) darurat Covid-19 itu.
Sebelum mengecek rumah sakit, Whisnu Sakti Buana menemui perwakilan mereka. Kepada Whisnu, Sekretaris P4 Cito M Yazid menyampaikan keberatannya jika RS itu dibuka. Alasannya, keberadaan rumah sakit bakal semakin mematikan perekonomian bagi pengusaha di Cito.
Diungkapkan, secara umum masyarakat tentu mendukung didirikannya rumah sakit yang menangani khusus pasien Covid-19. Namun lokasi yang dipilih tidak bisa dibangun atau ditempatkan di sekitar pusat perbelanjaan.
“Itu akan berdampak bagi sektor ekonomi,” katanya, Rabu (10/2).
Ia menjelaskan rencana dioperasionalkannya rumah sakit khusus Covid-19 ini meresahkan. Apalagi, Cito sekarang pengunjungnya sepi. Para pemilik tempat usaha juga mendapat ‘tekanan’ lain yakni banyak pegawai mereka yang meminta untuk tidak bekerja lagi karena takut Covid-19.
“Banyak SPG yang mau keluar karena takut. Income kita nol karena tidak ada pengunjung, padahal kita tetap harus bayar service charge. Kalau telat bayar ditutup,” lanjutnya.
Yazid membeberkan, ada beberapa kendala apabila dipaksakan tetap dibuka. Salah satu yang paling parah adalah saluran udara yang masih jadi satu dengan apartemen dan mall.
Karena itu, ia mendesak agar Pemkot Surabaya tidak mengeluarkan izin operasional kepada rumah sakit itu yang akan dikelola oleh pihak RS Siloam. “Tolong kami dibantu, Pak,” kata Yazid kembali kepada Whisnu Sakti Buana. (ST01)