Surabayatoday.id, Surabaya – Rencana pendirian rumah sakit (RS) khusus Covid-19 di Cito tidak semulus yang dibayangkan. Meski mendapat sambutan baik dari Pemkot Surabaya, rencana RS itu ditentang oleh Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) Cito.
Hal ini ditunjukkan dengan turunnya sejumlah pedagang mal Cito melakukan aksi protes. Mereka menggelar poster penolakan di area pusat perbelanjaan di sekitar bundaran Waru itu, Rabu (3/1).
Sekretaris P4 Cito, M Yasid Mualim menyatakan menyayangkan rencana pendirian RS tersebut. Alasannya pemerintah sudah memiliki program untuk penanganan wabah Covid-19 itu.
“Program pemerintah sudah jelas untuk memutus wabah Covid-19 yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Ini malah penderita Covid-19 mau didekatkan ke kita,” tegasnya.
Ia pun mempertanyakan Cito merupakan area ekonomi. Di area pusat perbelanjaan itu ada banyak tenan atau gerai. Misalnya, tenant baju, mainan, food court, dan lain-lain. Tapi mengapa malah bakal dijadikan RS Covid-19.
Yasid menambahkan rencana pendirian rumah sakit di area apartemen sudah ada sejak tahun 2014. Namun sampai sekarang tidak terealisasi karena tidak memenuhi syarat.
“Sebelumnya para pedagang dan pemilik sudah ingin berkomunikasi dengan pihak manajemen setelah mengetahui kabar rencana pendirian rumah sakit, tapi baru kemarin ditanggapi,” terang Yasid.
Ditambahkannya, pihak manajemen mengaku tidak tahu terhadap rencana tersebut. “Ini aneh, padahal mereka ini satu grup dan satu area. Bagaimana mereka tidak tahu?” tanyanya lagi.
Sementara itu penasihat P4 Cito, Hotman menambahkan, kalau kondisi mal ditengah pandemi sekarang ini sepi pengunjung. “Apalagi nanti akan berdiri rumah sakit Covid-19,” jelasnya.
Hotman menegaskan para pedagang sepakat memboikot pembayaran service charge sampai tuntutan mereka agar rencana pendirian RS Khusus Covid-19 dipenuhi. “Untuk membayar pegawai SPG saja kita susah apalagi membayar service charges,” tegasnya. (ST01)