Surabayatoday.id, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya melepas 2.650 ekor domba dari Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari Surabaya. Domba tersebut dikirim dengan tujuan Brunei Darussalam di Terminal 1 Kargo Bandara Juanda Sidoarjo, Senin (21/12).
2.650 ekor domba tersebut diberangkatkan melalui beberapa kali penerbangan. Domba-domba yang diekspor tersebut berasal dari beberapa daerah di Jatim seperti Tuban dan Lamongan. Setiap ekor domba memiliki berat hidup antara 25-35 kilogram.
Khofifah mengatakan apresiasi dan terimakasihnya kepada Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari. Koperasi ini mampu ekspor ke mancanegara, seperti ke Brunei Darussalam dan Dubai (Uni Emirat Arab).
“Ekspor ini merupakan prestasi luar biasa di mana koperasi peternak dari Jatim mampu menembus pasar internasional. Terlebih sudah ada permintaan dari beberapa negara lain khususnya Timur Tengah,” katanya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga mengapresiasi Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari yang memberdayakan unskilled labour dan kaum perempuan dalam proses ternak domba. Apalagi, pakan domba ini berupa konsentrat sehingga memudahkan dalam proses perawatannya.
“Ini harapan baru di mana peternak domba di Jatim ini kebanyakan pelakunya adalah ibu-ibu karena domba dan kambing ini mengurusnya tidak terlalu berat, dan makanannya juga konsentrat,” lanjutnya.
Pada tahun 2019, jumlah populasi domba di Jatim 1.382.418 ekor yang berkontribusi terhadap nasional sebesar 8 persen. Kemudian jumlah populasi kambing sebanyak 3.524.898 ekor, yang berkontribusi terhadap nasional sebesar 19 persen.
Populasi domba terbanyak di Jawa Timur berasal dari Bojonegoro 181.075 ekor, Tuban 93.841 ekor, Banyuwangi 88. 657 ekor, Lamongan 86.417 ekor, serta Jember 81.196 ekor.
Sedangkan populasi kambing terbanyak di Jatim berasal dari Trenggalek 424.558 ekor, Ponorogo 265.377 ekor, Malang 261.546 ekor, Pacitan 217.989 ekor, Tulungagung 200.454 ekor.
Khofifah mengatakan, ke depan Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan, Dinas Pertanian serta Disperindag Jatim akan memperkuat koordinasi, sinergi dan kolaborasi dengan BBKP Surabaya serta Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jatim terkait persyaratan ekspor terutama komoditas pertanian dan peternakan. Koordinasi tersebut salah satunya terkait persoalan administrasi ekspor-impor.
Ia menjelaskan sebenarnya saat ini administrasinya sudah menggunakan sistem IT. Namun mungkin ada beberapa koperasi di daerah yang kesulitan dengan sistem ini mungkin terkait kendala teknis.
“Sehingga dengan kerjasama antar pihak ini ke depan kita harap masalah administrasi ini dapat diselesaikan lebih cepat dan ekspor pertanian ke mancanegara terus meningkat,” katanya. (ST02)