Surabayatoday.id, Surabaya – Sistem kuliah daring dari rumah karena pandemi covid-19 menjadikan dasar oleh tiga orang mahasiswa dari Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi teknologi pendukung pembelajaran daring. Mereka adalah Moch Raka Dwi, Agus Zainal Arifin dan Indriani Aramintha Mentari.
Ketiganya menggagas bahwa ke depan perlu sebuah teknologi yang dapat mendukung pembelajaran di tengah pandemi covid-19 ini. Berbekal keilmuan di bidang otomasi, instrumentasi dan kontrol, mereka menggagas inovasi teknologi yang diberi nama HCL, akronim dari Healthy Classroom dengan sistem filter udara dan sinar UV otomatis.
Ketua tim, Moch Raka Dwi menjelaskan, inovasi ini diambil dari keresahan terhadap kuliah daring. Meski mereka berharap dapat kembali beraktivitas di kampus dengan aman, namun ke depan perlu yeknologi yang dapat mendukung pembelajaran di tengah pandemi covid-19 ini.
“Inovasi ini akan diperuntukkan bagi pengelola gedung sebagai penyelenggara atau institusi pendidikan terkait,” ujarnya.
Raka, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa penyebaran virus yang bisa terjadi di mana saja ini sangat rawan menyebar di gedung dan ruangan sekolah sebagai fasilitas pendidikan. Sebab menurut Raka, peneliti virus dunia juga mengungkapkan hal yang sama terkait penyebaran virus melalui udara.
“Sehingga fasilitas pendidikan yang ada harus bisa menerapkan konsep healthy building sebagai upaya pembelajaran di era normal baru,” terangnya.
Lebih lanjut dijabarkan, inovasi yang digagas ini akan dilengkapi dengan filter udara dan sinar UV bertipe C yang fungsinya sebagai sterilisasi virus di dalam ruangan setelah dipakai. Sinar UV tipe C ini dipilih karena menurut penelitian dapat membunuh bakteri virus corona.
“Nantinya Sinar UV tipe C ini akan menyala secara otomatis setelah ruangan usai digunakan,” terang mahasiswa tingkat akhir ini.
Selain itu, HCL ini juga dilengkapi alarm penanda yang secara otomatis berbunyi saat disinfeksi dilakukan sebagai tanda ruangan tidak boleh dimasuki.
Lanjut Raka, konsep inovasi HCL juga diwujudkan dengan memasang DOAS (Dedicated Outdoor Air System) yang berfungsi sebagai sistem udara ruangan. Cara kerjanya adalah memasukkan udara dari luar ke dalam ruangan yang dilengkapi oleh hepa filter sebagai penyaring dan exhaust fan sebagai sirkulasi udara kotor dan bersih.
Nantinya dengan terjadinya pertukaran oksigen ini, sistem yang dibuat dapat juga mengatur kelembapan udara. Hasil dari sistem filter udara dan sinar UV ini dipastikan dapat membunuh virus corona yang berada di udara atau permukaan benda dalam ruangan tersebut.
“Harapannya HCL ini mampu meminimalisasi penularan virus saat kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kampus,” imbuh mahasiswa asal Surabaya ini.
Ditanya keunggulan, Raka membeberkan, inovasi HCL yang dirancang ini dapat mengurangi penularan covid-19 dalam kondisi ruangan tertutup. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas udara dengan menggunakan subsistem fresh air supply serta subsistem disinfeksi berupa sinar UV secara aman dan otomatis. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka di ruangan tertutup pada kondisi normal baru tetap bisa diterapkan.
Ia berharap bahwa inovasi HCL ini diharapkan dapat direalisasikan di Indonesia sebagai healthy building. Sebab healthy building merupakan konsep bangunan yang mempertimbangkan aspek kesehatan, termasuk adanya pengaturan tata udara yang sehat dan kecukupan pencahayaan yang baik.
Sementara itu, berkat ide inovasinya ini, Raka, Agus Zainal Arifin dan Indriani Aramintha Mentari berhasil meraih prestasi sebagai juara harapan 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah 2020 di Politeknik Negeri Banyuwangi, Oktober lalu. Tim ini pun berharap, inovasi HCL tersebut dapat menjadi solusi sistem tepat guna dan safety bagi pengguna pada proses pembelajaran tatap muka di era normal baru.
“Harapannya, pelajar di Indonesia dapat segera kembali belajar secara tatap muka di sekolah dengan sehat dan nyaman,” pungkasnya. (ST05)