Surabayatoday.id, Surabaya – Tak hanya SD dan SMP, pendidikan tingkat SMA, SMK dan MA segera dilakukan sekolah tatap muka. Bedanya, kewenangan SD dan SMP ada di pemerintah kabupaten (Pemkab) atau pemerintah kota (Pemkot), sedangkan SMA, SMK dan MA ditangani pemerintah provinsi (Pemprov).
Tentang sekolah tatap muka ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021 mendatang. Pihaknya kini sedang mematangkan detail plan atau teknis dilakukannya sekolah luring tersebut.
“Kita berharap persiapan untuk bisa melakukan proses belajar yang lebih masif, sedang kita maksimalkan. Mendikbud memberikan gambaran awal 2021 belajar tatap muka akan sudah dimulai, maka sekarang kita sudah mulai siap-siap semuanya,” ujar Khofifah.
Persiapan itu, mislnya luasan ruang belajar, tempat cuci tangan yang cukup sesuai kapasitas, lamanya proses belajar di sekolah, dan teknis pengawalan protokol kesehatan di semua lini. Khofifah menegaskan semua harus dipastikan siap mengingat kemampuan masing- masing sekolah tidak sama,.
Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini ingin memastikan jika sekolah kembali dibuka, harus ada penyiapan teknis yang menjamin keamanan bagi para siswa dan guru. “Pembelajaran di sekolah di tengah pandemi ini harus tetap aman bagi siswa dan guru dan kegiatan belajar mengajar bisa dimaksimalkan,” terangnya.
Ia menjelaskan penyiapan ini selaras dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang menyebut bahwa pembelajaran tatap muka sudah mulai diizinkan mulai Januari 2021 mendatang. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sekolah. Sekolah yang akan digunakan siswa untuk belajar tatap muka harus seluruhnya disemprot desinfektan. Semua komunitas di sekolah juga wajib bermasker dan standar protokol kesehatan lainnya harus dipatuhi.
Kemudian kondisi kelas juga diatur agar tempat duduk siswa menerapkan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter. Bahkan, jika memungkinkan bagi sekolah yang memiliki aula, bisa digunakan nantinya sebagai ruang kelas sementara.
Meski begitu, Khofifah menegaskan, jika Januari 2021 nanti sekolah kembali dibuka untuk pembelajaran tatap muka, tidak berarti seluruh siswa masuk kelas di saat yang sama. “Regulasinya akan kita detailkan dengan musyawarah yang melibatkan MKKS dan perwakilan kepala sekolah serta wali murid. Tahap awal mungkin masih harus menerapkan sistem sekolah hybrid dengan porsi yang akan disesuaikan,” jabar Khofifah.
Maksud dari pernyataan itu adalah meski ada sebagian siswa yang sudah boleh sekolah tatap muka, sebagian yang lain bisa melakukan sekolah secara daring dari rumah secara bergantian.
“Sekolah tatap muka juga akan dilakukan dengan kondisi jam belajar yang belum full, kantin belum buka, dan jam belajar tanpa istirahat. Pentahapan tetap dilakukan sampai benar- benar zona hijau semua,” tegasnya.
Sistem teknis sebelum belajar tatap muka di sekolah dimulai itu kini sedang dimatangkan. Ia berharap orang tua tidak perlu khawatir karena dalam kelas tidak otomatis langsung dibuat penuh siswa, melainkan separo siswa tetap sekolah daring, sampai dilihat seluruh sistem yang diterapkan dalam kurikulum bisa dilaksanakan dengan cara yang komprehensif.
“Jadi untuk Januari 2021 nanti, kita minta semua dihitung, kelas dengan diisi siswa berjarak satu meter itu muat berapa, lalu satu hari sekolah berapa jam, tanpa istirahat, siswa bawa makanan dari rumah. Ini semua harus dihitung kembali sehingga Januari kita sudah punya detailplan,” pungkas Khofifah. (ST02)