Surabayatoday.id, Surabaya – Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober tidak lepas dengan Hari Santri di Indonesia. Sebab sosok santri bisa diidentikan dengan keberadaan pemuda dan pemudi.
Untuk itu, peran santri di setiap pondok pesantren (Ponpes) diharapkan dapat membangun daya saing tersendiri di sektor digitalisasi perekonomian. “Kalau kita membahas Hari Sumpah Pemuda, maka tidak bisa lepas dari sosok santri yang kebanyakan adalah pemuda dan pemudi,” ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
Hal ini diungkapkannya saat mengikuti webinar Sumpah Pemuda dan peringatan Hari Santri secara virtual bersama TV9 di Gedung Bank Indonesia Surabaya, Rabu (28/10) siang. Menurut Wagub Emil, peringatan Hari Sumpah Pemuda terdapat relevansi yang kuat dengan perayaan Hari Santri 22 Oktober lalu, khususnya dalam sektor digitalisasi perekonomian.
Peran pemuda Ponpes dinilai dapat menambah daya saing tersendiri. “Ini tentunya akan menjadi nilai tambah bagi pesantren,” terangnya.
Namun dirinya berharap, nilai-nilai yang sudah tertanam di dalam Ponpes tidak boleh bergeser. Hal ini menjadi tugas tersendiri bagi para santri untuk menjaga keduanya tetap berjalan.
“Digitalisasi dan nilai-nilai luhur di pesantren ini tidak bertentangan. Jadi tradisi tetap dijalankan, tetapi kemajuan tidak ditolak,” harapnya.
Untuk itu Emil meyakini, melalui para santri di seluruh Ponpes akan muncul ide-ide orisinil yang bisa membawa kemajuan perekonomian di Jatim dan Indonesia. Sedangkan sebagai bentuk dorongan kepada para santri, Emil mencontohkan saat ini Pemprov Jatim terus meningkatkan SDM di seluruh Ponpes melalui program One Pesantren One Product (OPOP).
Diharapkan, program tersebut bisa semakin memberdayakan para santri di Jatim. “Baik yang masih di dalam Ponpes maupun yang sudah alumni,” jelasnya. (ST02)