Surabayatoday.id, Surabaya – Di Jawa Timur sudah tidak ada lagi zona merah. 19 kabupaten/kota sudah masuk zona oranye dan 19 kabupaten/kota lainnya sudah zona kuning.
Sedangkan data menggembirakan lain juga datang dari Surabaya. Kini jumlah kasus covid-19 di Kota Pahlawan ini terus turun. Bahkan per tanggal 21 Oktober 2020, 63 Kelurahan yang sudah nol kasus. Jumlah ini naik hampir 100 persen karena sebelumnya yang nol covid-19 ada di 33 kelurahan.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan kelurahan dengan nol kasus terkonfirmasi Covid-19 itu. Salah satunya dengan melakukan penguatan upaya promotif dan preventif melalui sosialisasi protokol kesehatan, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan RT/RW, kelurahan, kecamatan dengan melibatkan lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan.
“Kami juga terus menjamin masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan tetap patuh malaksanakan 3C (menghindari close room, close distancing, crowded) dengan mengikutsertakan peran serta lintas sektor di antaranya yakni Karang Taruna, Babinsa, Bhabinkamtibmas,” kata Febriadhitya Prajatara, Kamis (22/10).
Ia menjelaskan, selain itu upaya meningkatkan pemeriksaan tes swab juga semakin masif dilakukan. Terutama bagi masyarakat yang memiliki angka resiko terkonfirmasi lebih tinggi.
Febri, sapaan akrab Febriadhitya Prajatara, juga menegaskan dalam pelaksanaan tes swab itu dipastikan telah berkoordinasi dengan puskesmas masing-masing wilayah untuk pemantauan lebih lanjut. “Kemudian, mensyaratkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif bagi pelaku perjalanan. Terutama bagi warga yang baru pulang dari berpergian, atau warga luar kota yang menginap di Surabaya,” jelas dia.
Tidak hanya itu, untuk memaksimalkan upaya-upaya preventif itu, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan peran dan fungsi dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Menurutnya, ini menjadi penting dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan penularan Covid-19 di masyarakat.
“Tentu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap warga yang dikarantina atau isolasi mandiri,” urainya.
Bahkan, tidak berhenti sampai di situ, Pemkot Surabaya juga memberikan fasilitas penyediaan sarana isolasi berupa Hotel Asrama Haji (HAH) bagi pasien yang terkonfirmasi. Orang Tanpa Gejala (OTG) . “Sehingga dapat menurunkan risiko penularan di masyarakat,” papar dia.
Langkah berikutnya, monitoring harian juga rutin terus dilakukan khususnya bagi pergeseran status pelaku perjalanan, kontak erat maupun suspek atau probable di masing-masing kelurahan untuk terus mendeteksi dini (early warning sistem) berbasis wilayah di bawah koordinasi Wani Jogo Suroboyo dan puskesmas.
“Terakhir, melibatkan peran aktif Karang Taruna, PKK, Remas dan organisasi kemasyarakatan untuk menerapkan Program Sehat Mandiri, Bebas dari Covid-19 berbasis keluarga,” pungkasnya. (ST01)