Surabayatoday.id, Surabaya – Kabar gembira bagi Jawa Timur. Per hari Selasa (6/10), Jatim diumumkan terbebas dari zona merah Covid-19 oleh Satuan Gugus Tugas Covid-19 Nasional.
Dari 38 kabupaten/kota, 28 wilayah dinyatakan berkategori orange atau risiko sedang. Sedangkan 10 sisanya terkategori zona kuning atau risiko rendah.
Rinciannya, zona orange di Jatim yakni Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Sidoarjo, Magetan, Ngawi, Sumenep, Lamongan, Bojonegoro, Kota Surabaya, Probolinggo, Lumajang, dan Blitar. Selain itu Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Situbondo, Kediri, Mojokerto, Kota Batu, Kota Malang, Pasuruan, Ponorogo, Gresik, Jember, Kota Mojokerto, dan Kota Madiun.
Sedangkan untuk zona kuning yakni Pamekasan, Pacitan, Kota Blitar, Bangkalan, Kota Kediri,Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang, dan Sampang.
“Alhamdulillah, Satuan Gugus Tugas Covid-19 Nasional mencatatkan Jatim sudah bebas dari zona merah,” tulis Gubernur Khofifah Indar Parawansa di akun Instagram pribadinya pada, Selasa (6/10) malam.
Khofifah membeberkan rahasia Jatim dalam keberhasilannya menekan penyebaran Covid-19 ini. Menurutnya, pihaknya selalu mempertimbangkan masukan dari pakar epidemiologi dalam penanganan Covid-19.
“Kali ini, kita mendapatkan data bahwa penggunaan masker yang masif dan serentak, terbukti mampu menurunkan kurva penambahan kasus Covid-19 di berbagai ngara. Di samping itu, apabila 60 persen saja populasi mau pakai masker, Rate of Transmission atau tingkat penularan bisa turun di bawah satu. Oleh karena itu, kita adopsi gagasan yang telah scientifically proven ini di Jawa Timur,” tuturnya.
Khofifah menyebut, dalam satu bulan terakhir, penanganan Covid-19 di Jatim difokuskan kepada perubahan perilaku dengan kampanye penggunaan masker yang masif. Hal ini kemudian diikuti operasi yustisi yang tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan reward kepada masyarakat yang patuh protokol kesehatan.
Diungkapkan, dirinya setiap weekend bersama tim dari Forkopimda, Pangdam, Kapolda, Bupati, Wali Kota juga pimpinan instansi vertikal seperti BI, BPN, OJK dan para survivor Covid-19 bergantian untuk keliling kabupaten dan kota di Jatim. Kegiatannya adalah terjun langsung kepada masyarakat dengan cara gowes untuk menyampaikan ajakan “Pakai Masker” sambil membagikan masker gratis dan sembako untuk mengapresiasi kepatuhan mereka kepada protokol kesehatan.
Selain itu, dengan adanya 1.275.928 masyarakat Jatim yang telah ditindak dalam penegakan disiplin oleh operasi yustisi, kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan semakin meningkat. Hal ini yang diduga juga berpengaruh pada penurunan tingkat penularan atau rate of transmission Jatim sehingga saat ini RT Jatim bisa dibawah angka 1 selama 14 hari.
Tak hanya peningkatan cakupan penggunaan masker, percepatan 3T yang lebih masif juga sebagai kunci utama guna mengendalikan laju penyebaran Covid-19. Secara kumulatif, testing di Jawa Timur per 6 Oktober 2020 telah dilakukan kepada 1.346.878 orang, dengan rincian rapid test sebanyak 976.711 test dan PCR sebanyak 370.107 test.
“Saat ini, positivity rate Jatim telah turun dari 31 persen di bulan Juli menjadi 10 persen per minggu ini. Artinya testing terus konsisten meningkat sementara semakin sedikit kasus positif COVID-19 yang ditemukan di masyarakat. Ini merupakan pertanda bahwa intervensi kita on the right track,” ujarnya.
Namun, meski telah terbebas dari zona merah, Khofifah berpesan masyarakat tidak lengah. Kepatuhan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan menghindari kerumunan tetap harus dijalankan sampai penyebaran benar-benar berhenti.
“Saat ini, masyarakat Jatim harus tetap waspada dan gotong royong karena kita semua belum divaksin. Satu-satunya vaksin yang saat ini kita miliki adalah patuh terhadap protokol kesehatan,” lanjutnya
“Oleh karena itu, mohon tetap patuh terhadap protokol kesehatan sampai berhenti penyebaran Covid-19 ini,” pesan gubernur perempuan pertama Jatim ini. (ST02)